Macro Insight

Aneh, Mau Lebaran Kok Warga RI Malas Beli Baju Baru

mae, CNBC Indonesia
Senin, 10/04/2023 15:45 WIB
Foto: Bimba Y Lola. (Dok. PT Trans Fashion Indonesia)
  • Minat belanja masyarakat belum melonjak pada awal Ramadan 2023.
  • Pembelian fashion dan perhiasan yang biasanya naik masih rendah menjelang Lebaran
  • Pembelian belanja barang tahan lama juga terkontraksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Minat masyarakat Indonesia untuk berbelanja menjelang Lebaran masih rendah. Belanja fashion dan perhiasan malah turun.

Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan nilai belanja masyarakat pada awal April tercatat 136,4 sementara frekuensi orang berbelanja tercatat 160,5.

Sebagai catatan, Ramadan jatuh pada 22 Maret dan diperkirakan berakhir pada 21/22 April 2023.

Nilai belanja hanya naik 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal, mobilitas masyarakat sudah jauh melonggar.

 

Foto: Mandiri Institute
Mandiri Spending Index

 

Selama Ramadan, pengeluaran yang naik drastis adalah kebutuhan ritel sehari-hari. Sebaliknya, barang tahan lama berkurang.

Pada pekan pertama Ramadan, pengeluaran masyarakat untuk bensin dan hotel turun sejalan dengan melandainya mobilitas dan jasa wisata.

Data MSI juga menunjukkan proporsi belanja masyarakat untuk fashion per akhir Maret 2023 atau awal Ramadan hanya 10,1%.

Proporsi tersebut lebih kecil menjelang Ramadan 2022 yang tercatat 10,6% atau periode Ramadan 2022 yang tercatat 12,1%.

Proporsi belanja masyarakat untuk perhiasan per akhir Maret 2023 sebesar 6%. Proporsi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan periode sebelum dan selama Ramadan 2022 yang tercatat 6,8% dan 8%.

Proporsi belanja fashion dan perhiasan biasanya akan meningkat drastis menjelang Lebaran.

Belanja masyarakat biasanya mencapai puncak pada periode Ramadan dan Lebaran. Namun, ada satu yang membedakan pada periode Ramadan tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yakni inflasi.

Menjelang Ramadan (22 Maret), inflasi Februari tercatat 5,47% (year on year/yoy). Inflasi masih tinggi karena dampak kenaikan harga BBM belum hilang sepenuhnya.

Pada Ramadan 2022 (2 April-1 Mei 2022), nilai belanja tercatat 159,9 sementara frekuensi belanja tercatat 179,4.

MSI menjelaskan nilai belanja per transaksi yang lebih rendah pada tahun ini bisa disebabkan oleh semakin mobile nya masyarakat, lebih beragamnya belanja dan metode pembayaran, serta lebih hati-hatinya konsumen.

"Inflasi sepertinya membayangi akselerasi pemulihan belanja pada kuartal I-2023, hanya barang tidak tahan lama yang naik dari sisi nilai dan volume. Di sisi lain, barang tahan lama terkontraksi," tulis Bank Mandiri Spending dalam laporannya A Brief on Latest Consumer Spending.


(mae/mae)
Pages