Newsletter

Pekan Ramai dan Jam Bursa Lebih Lama, IHSG Bakal Berjaya?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 April 2023 06:00
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Indeks utama Wall Street menguat lebih dari 1% pada perdagangan akhir pekan lalu didorong oleh Fed akan dovish karena inflasi mendingin.

Mengutip Reuters pada Jumat (31/3/2023), Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,26%, menjadi 33.274,15. Indeks S&P 500 naik 1,44%, menjadi 4.109,31 dan Nasdaq menguat 1,74%, menjadi 12.221,91.

Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak 15 Februari dan membukukan kenaikan kuartal terbesar sejak Juni 2020.

Inflasi inti berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) tumbuh 0,3% pada Februari dari bulan sebelumnya, lebih rendah dari prediksi Dow Jones 0,4%. Sementara secara tahunan, tumbuh 4,6% juga lebih rendah dari prediksi 4,7%.

Inflasi PCE merupakan acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter. Pertumbuhan yang semakin rendah menguatkan ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.

"Pasar ekuitas tampaknya senang dengan sedikit penurunan inflasi, sebagaimana mestinya. Ini menggarisbawahi bahwa kampanye Fed, pada kenyataannya, bekerja, meskipun lambat," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte. , Karolina utara.

Data ekonomi dari Amerika Serikat kemarin menunjukkan klaim tunjangan pengangguran dalam sepekan yang berakhir 25 Maret sebanyak 198.000 klaim, naik 7.000 dibandingkan pekan sebelumnya, dan sedikit di atas ekspektasi 195.000 klaim.

Klaim tunjangan pengangguran tersebut memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS yang masih kuat meski bank sentral AS (The Fed) sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Selain itu, data yang dirilis hari ini menunjukkan data produk domestik bruto (PDB) final AS kuartal IV-2022 tumbuh sebesar 2,6%, lebih rendah dari rilis sebelumnya 2,7%.

Pada kuartal pertama 2023, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi masih akan berakselerasi. Berdasarkan data GDPNow milik Fed Atlanta, PDB diprediksi tumbuh 3,2%.

Kuatnya perekonomian AS sebenarnya memberikan kebingungan di pasar. Dalam kondisi normal, hal tersebut bagus, tetapi saat "berperang" melawan inflasi tinggi akan menjadi buruk.

Di sisi lain, pejabat Fed masih kukuh terhadap pendirian mempertahankan tren suku bunga tinggi untuk memerangi inflasi yang masih jauh dari target 2%.

Presiden Fed Boston Susan Collins berpendapat bahwa suku bunga harus dipertahankan guna mendinginkan inflasi.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular