
Krisis Finansial Menjalar ke Eropa, Pasar Menunggu Respons BI

Dari dalam negeri, pelaku pasar akan menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) dalam menentukan arah suku bunga yang akan diumumkan siang hari ini.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Bila BI tetap mempertahankan suku bunga hari ini maka hal itu akan menjadi kabar positif bagi pasar keuangan RI, terutama IHSG. Dengan kebijakan BI yang dovish maka pertumbuhan kredit dan ekonomi diharapkan akan terus meningkat.
Perusahaan pun akan diuntungkan karena meningkatnya penjualan serta terjaganya ongkos pinjaman.
Konsensus pasar berbanding terbalik pada pekan kemarin di mana sejumlah lembaga memperkirakan BI akan kembali mengerek suku bunga sebesar 25 bps.
Kekhawatiran BI akan kembali hawkish dipicu oleh pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Selasa pekan lalu (7/3/2023).
Chairman The Fed Jerome Powell menegaskan jika The Fed tidak ragu untuk menaikkan suku bunga lebih besar dalam periode yang lama.
Namun, situasi justru kini berbalik 180 derajat karena The Fed diproyeksi akan melunak setelah kriris perbankan mengguncang AS.
Sebagai catatan, BI mulai menaikkan suku bunga acuan sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Secara total, kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis points (bps) menjadi 5,75%.
Suku bunga Deposit Facility dinaikkan sbesar 225 bps menjadi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,50%.
Gubernur BI perry Warjiyo berkali-kali juga sudah menegaskan jika kenaikan sebesar 225 bps sudah cukup untuk membawa inflasi inti sesuai target BI.
Inflasi inti diharapkan sudah kembali ke kisaran 3±1% pada akhir Semester I-2023. Inflasi inti sudah melandai ke 3,09% (yoy) pada Februari, dari 3,27% pada bulan sebelumnya.
Inflasi inti akan menjadi pertimbangan utama BI dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Selain suku bunga, pelaku pasar kini juga menunggu kebijakan BI menghadapi guncangan pasar keuangan global. Kebijakan BI ditunggu pasar, terutama bagaimana BI akan menjaga stabilitas nilai tukar jika skala krisis perbankan membesar.
Di luar agenda BI, dua bank besar yakni PT Bank Central Asia (BCA) dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
RUPS BCA sangat ditunggu investor mengingat bank swasta terbesar di Tanah Air tersebut memiliki market cap dan pengaruh bank yang sangat besar.
Pasar juga menunggu berapa besar dividen BCA setelah perusahaan mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 29,6% menjadi Rp 40,7 triliun pada 2022.
Laba tersebut adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. RUPS BCA diharapkan membawa kabar baik sehingga menopang kinerja IHSG.
(mae/mae)