Newsletter

Krisis Finansial Menjalar ke Eropa, Pasar Menunggu Respons BI

maesaroh, CNBC Indonesia
16 March 2023 06:00
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Pelaku pasar mesti mencermati sejumlah sentimen penggerak pasar hari ini, baik dari dalam atau luar negeri. Ambruknya bursa Wall Street dan Eropa menjadi sentimen negatif berupa meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah memang sudah menegaskan jika sistem perbankan Indonesia kuat.

Namun, apa yang terjadi di Credit Suisse dan bank-bank AS membuat pelaku pasar keuangan global mengkhawatirkan adanya persoalan besar dalam sistem perbankan dunia.

Krisis yang menimpa SVB, Signature Bank, dan Credit Suisse sudah membuat pasar saham AS dan Eropa jeblok. Pada perdagangan kemarin, seluruh bursa utama Eropa berakhir di zona merah.

Indeks Stoxx 600 ambruk 2,92%, indeks FTSE Inggris anjlok 3,83%, indeks CAC Prancis terkoreksi 3,58% sementara indeks DAX Jerman jatuh 3,27%.   

 "Credit Suisse lebih terkoneksi secara global dengan beragam anak usaha di luar Swiss, termasuk di Amerika. Apa yang terjadi pada mereka bukan saja menjadi persoalan Swiss tapi dunia," tutur Andrew Kenningham, kepala ekonom Capital Economics, dikutip dari CNN International.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sudah mengingatkan atas dampak domino dari tumbangnya bank-bank di AS.

"Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank. Semuanya ngeri begitu ada satu bank yang bankrut. Dua hari, muncul lagi bank berikutnya yang kolaps, Signature Bank,"  tutur Jokowi pada pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Presiden juga meminta semua pihak untuk waspada mengingat dampak besar dari krisis perbankan tersebut.

"Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya akan kemana, oleh sebab itu kita hati-hati," imbuhnya. 

Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada hari ini, Kamis (16/3/2023)  akan menggelar rapat terkait kebijakan moneternya. Setelah krisis perbankan menerpa Eropa, dunia kini menunggu langkah dari ECB.

Sebelumnya, ECB mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps sehingga bunga acuan akan menjadi 3,5%.

Sementara itu, AS akan mengumumkan data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 11 Maret. Pada pekan sebelumnya, jumlah klaim meningkat sebanyak 21.000 menjadi 211.000.

Jika klaim pengangguran kembali meningkat maka pasar semakin optimis The Fed akan melunak.
Pasalnya, data-data terbaru mulai dari inflasi, IPP, hingga penjualan ritel mereka sudah anjlok.
The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan yakni 21-22 Maret.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular