Market Insight
Runyam! Kejatuhan SVB Bikin Pasar Keuangan Asia 'Menderita'

- Runtuhnya Sillicon Valley Bank (SVB) nyatanya berdampak terbatas pada pasar keuangan Asia, namun ini adalah sebuah 'warning' bagi pasar keuangan Asia.
- Regulator AS sudah mengumumkan langkah-langkah untuk membendung risiko sistematik lebih lanjut dari keruntuhan SVB. Terlebih bagi China dan Jepang yang kebijakan moneter mungkin tidak menyebabkan krisis serupa tetapi merupakan peringatan bagi para pembuat kebijakan.
- Lantas dengan adanya 'gonjang-ganjing' di AS bagaimana kondisi pasar keuangan Asia termasuk Indonesia?
Jakarta, CNBC Indonesia - Awal pekan ini menjadi 'hantu' menyeramkan bagi pasar keuangan. Sebab, SVB yang mengumumkan kolaps dikhawatirkan mengulang krisis finansial pada 2008. Tak bisa dipungkiri, beberapa hari ini pasar keuangan terpantau 'ketar-ketir' ulahnya.
Dari kejadian ini, Regulator AS telah mengumumkan langkah-langkah untuk membendung risiko sistemik lebih lanjut dari keruntuhan Silicon Valley Bank. Pasca ini, beberapa analis di awal pekan masih memperkirakan bahwa runtuhnya SVB ini berdampak terbatas pada pasar keuangan Asia.
"Adapun China dan Jepang, divergensi dalam kebijakan moneter mungkin tidak menyebabkan krisis serupa tetapi merupakan peringatan bagi para pembuat kebijakan." Ungkap Analis CMC Markets Tina Teng dikutip CNBC International.
"Saya berharap pasar bergerak cepat dan fokus pada masalah makro yang lebih luas minggu ini, termasuk laporan inflasi besok malam dan laporan FOMC mendatang," tambahnya.
Mayoritas Analis mengatakan keruntuhan SVB ini kemungkinan tidak akan memiliki efek penularan besar di Asia, tetapi satu orang mengatakan itu bisa dilihat sebagai "peringatan" terutama untuk ekonomi yang belum menaikkan suku bunga secara agresif.
Namun berselang satu hari setelahnya, pasar keuangan Asia kebakaran, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada penutupan perdagangan hari ke-2 setelah gejolak ini terjadi, IHSG terkoreksi parah tepatnya jeblok 2,14% ke level 6.441. Bahkan jika ditarik secarayear to date(YTD) IHSG sudah longsor 3,05%, dan merupakan salah satu yang terburuk di Asia.
Dari awal tahun ini hingga hari ini atau secara year-to-date (YTD), IHSG sudah ambles 3,05%. Dalam setidaknya dua bulan lebih, IHSG bergerak direntang 6.600-6.800 dan masih cukup sulit untuk kembali ke level psikologis 7.000, di mana level psikologis ini terakhir terbentuk pada 2 Desember 2022.
Sementara itu, harga saham bank raksasa Jepang anjlok tajam pada perdagangan Selasa (14/3/2023). Ini seiring pasar global merespons negatif atas aksi jual besar-besaran sektor perbankan AS dan ketidakpastian terhadap suku bunga di tengah kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB).
Indeks Topix Bank anjlok hingga 7,8%, kinerja terparah dalam lebih dari 3 tahun terakhir, sedangkan secara lebih luas indeks Nikkei-225 turun 2,67%. Saham bank Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) anjlok 8,59%, Sumitomo Mitsui Financial Group ambles 7,57%, Mizuho Financial Group Inc terperosok 7,14%.