
Sederet Pernyataan Bos Fed Powell Ini Pernah Guncang Dunia

2. Pidato Powell di depan senat pada 22 Juni 2022, menyinggung resesi
Powell berbicara di depan senat AS hanya beberapa hari setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan dengan agresif yakni sebesar 75 bps pada 16 Juni 2022.
Untuk pertama kalinya, Powell menyampaikan ada risiko resesi untuk ekonomi AS. Lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga membuat risiko resesi meningkat.
Pejabat berusia 70 tahun tersebut menegaskan The Fed akan menekan inflasi AS yang pada Juni melambung hingga 9,1% (yoy) atau level tertinggi dalam 41 tahun lebih.
Pernyataan Powell membuat bursa Wall Street kembali kebakaran yang berdampak ke pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Nilai tukar melemah 0,07% ke posisi Rp 14.845/US$1 pada 24 Juni. Namun, IHSG tetap menghijau karena pada saat bersamaan BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50%.
3. Pidato 8 menit Powell membuat pasar keuangan hancur pada Agustus
Powell memberikan komentar yang singkat, sangat hawkish, dan blak-blakan pada simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming pada 26 Agustus 2022.
Pejabat bernama lengkap Jerome Hayden "Jay" Powell tersebut menegaskan The Fed akan terus menaikkan suku bunga meskipun itu menyebabkan "kesakitan" pada ekonomi AS.
"Suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi. Itu akan memberi rasa sakit di sektor rumah tangga dan bisnis. Ini adalah biaya yang tidak menguntungkan untuk mengurangi inflasi," tutur Powell saat itu.
Pidatonya yang hanya berlangsung delapan menit membuat indeks dolar AS melesat ke rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Indeks Dow Jones terkoreksi lebih dari 3% dan menjadi hari terburuknya sejak Mei 2022. Sedangkan, indeks S&P 500 dan Nasdaq tergelincir yang masing-masing sebesar 3,4% dan 3,9%. Penurunan tersebut menjadi yang terburuk secara harian sejak Juni 2022.
Efek pidato Powell tidak langsung dirasakan karena disampaikan pada Jumat malam waktu Indonesia. Namun, nilai tukar rupiah ambruk 0,54% pada perdagangan Senin pekan berikutnya yakni 29 Agustus.
IHSG ambruk 0,04% pada 29 Agustus sementara yield SUN tenor 10 tahun melonjak ke 7,14% dari 7,07% pada hari sebelumnya.
Bursa Asia dan nilai tukar mata uang di Asia juga jeblok. Yen Jepang menjadi yang terburuk di Asia dengan pelemahan 0,87%, disusul yuan China 0,68% dan baht Thailand sebesar 0,66%.
Indeks Nikkei Jepang memimpin koreksi bursa Asia-Pasifik pada hari ini, yakni ambruk 2,66%. Indeks KOSPI Korea Selatan dan ASX 200 Australia juga ditutup ambles di kisaran 2%. KOSPI anjlok 2,18%, dan ASX 200 ambrol 1,95%.
(mae/mae)