Market Insight
Powell Bikin Pasar Siaga Satu, Asing Borong 5 Saham Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Asing masih membukukan pembelian bersih (net buy) di sejumlah saham big cap di kala bursa saham domestik sedang tertekan di awal 2023 ini. Namun, net buy tersebut juga tidak serta-merta mendongkrak saham-saham sasarannya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), per penutupan sesi I WIB, IHSG anjlok 0,49% secara harian ke level 6.733,52. Sejak awal tahun (year to date/YtD) indeks melemah 1,49%.
Investor asing sendiri membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp2,00 triliun di pasar reguler secara YtD di tengah kondisi makro yang masih tak pasti dan valuasi IHSG yang kalah atraktif dibandingkan bursa Asia lainnya.
Kendati secara keseluruhan net sell, asing masih memarkir dana di saham-saham kakap.
Emiten bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham dengan nilai net buy asing tertinggi di awal 2023 ini, mencapai Rp1,3 triliun. Namun, harga saham BBRI tertekan 2,43% secara YtD ke Rp4.820/saham.
Demikian pula saham tambang emas, tembaga, dan nikel PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang mengalami net buy Rp1,3 triliun. Kinerja saham MDKA juga masih di teritorial minus, yakni sebesar 2,43%.
Saham emiten bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan net buy Rp1,0 triliun YtD di tengah harga sahamnya terkoreksi 4,07%.
Di bawah BBNI, ada emiten emas BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menerima aliran dana asing Rp522,3 miliar YtD. Kendati, seperti tiga saham di atas, saham ANTM masih merosot 5,54% sepanjang 2023.
Nama kelima, saham induk perusahaan petrokimia dan geothermal PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang mencatatkan net buy asing Rp218,8 miliar. Berbeda dengan keempat nama di atas, saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu itu naik 3,97% YtD.
Powell Bikin Guncangan Lagi
Testimoni Ketua bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, di hadapan Komite Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan Senat AS pada Selasa pagi waktu AS atau 22.00 waktu Indonesia mengguncang pasar saham.
Dalam sambutannya, Jerome Powell memperingatkan, kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral. Powell mengatakan tren saat ini menunjukkan bahwa tugas melawan inflasi Fed belum berakhir.
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya kepada Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat Selasa pagi.
"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga."
Komentar tersebut mengindikasikan bahwa Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan 25 basis poin bulan lalu pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret.
"Mereka juga mengisyaratkan potensi kembalinya kenaikan suku bunga setengah poin pada pertemuan pada bulan Maret, tergantung pada kekuatan data ekonomi yang masuk," menurut Morgan Stanley dikutip CNBC International.
Sontak, tiga indeks saham utama AS, Wall Street, merosot pada perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu pagi waktu Indonesia.
Dow Jones Industrial Average turun 574,98 poin, atau 1,72%, menjadi berakhir pada 32.856,46, S&P 500 turun 1,53% menjadi ditutup pada 3.986,37 dan di bawah level 4.000, sementara Nasdaq Composite turun 1,25% menjadi menetap di 11.530,33.
Saat indeks saham utama turun, imbal hasil Treasury 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 sebesar 5%.
Aksi jual pada Selasa membawa Dow ke wilayah negatif untuk tahun 2023, turun sekitar 0,9%. S&P dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 3,8% dan 10,2%, untuk tahun ini.
Kekhawatiran sikap lebih hawkish dari Jerome Powell cs tersebut kemudian menjalar ke pasar Asia pagi ini.
Indeks Hang Seng (Hong Kong) anjlok 2,53%, Shanghai Composite Index (Shanghai) melemah 0,48%, Straits Times Index (Singapura) ambles 0,56%, KOSPI (Korea Selatan) turun 1,21%, Taiwan Index melorot 0,53%.
IHSG sendiri, seperti disebutkan di atas, turun 0,49%, semakin terbenam ke bawah level psikologis 6.800.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
FIX! 6 Saham Ini Menjadi Penghuni Baru di LQ45, Mau Beli?
(pap/pap)