Newsletter

Ekonomi AS Masih Cemerlang, Tapi Bikin Panik Semua Orang

Feri Sandria, CNBC Indonesia
27 February 2023 06:15
Japan Financial Markets
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pekan ini, pasar tampaknya masih akan mencerna indikasi sikap The Fed yang cenderung masih hawkish hingga beberapa bulan kedepan.

Bahkan, mayoritas para pejabat The Fed menginginkan kenaikan setengah poin persentase (50 bps) lagi dalam pertemuan mendatang, karena laju kenaikan suku bunga yang saat ini telah diturunkan cenderung akan sulit untuk menjinakkan inflasi.

Dengan nada tersebut, maka pelaku pasar kembali khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan mendorong ekonomi AS ke jurang resesi, apalagi data tenaga kerja masih cukup kuat.

Kemudian, investor akan memantau serangkaian rilis data ekonomi dan agenda penting baik itu di tingkat domestik maupun global.

Dari domestik salah satu agenda yang perlu diperhatikan investor hari ini, Senin 27 Februari, adalah Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam RDK tersebut, OJK akan menyampaikan informasi perkembangan dan penilaian sektor jasa keuangan serta kebijakan terbaru OJK.

Selanjutnya pekan ini investor akan memantau rilis data inflasi periode Februari 2023 yang akan diumumkan awal bulan Maret. Berdasarkan konsensus pasar dalam polling Trading Economics, inflasi di RI pada bulan lalu diprediksi turun menjadi 5,3% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI bulan lalu diprediksi juga turun menjadi 0,3%, dari sebelumnya tumbuh 0,34% pada Januari lalu.

Adapun inflasi inti RI pada bulan lalu juga diprediksi melandai menjadi 3,2% (yoy), dari sebelumnya sebesar 3,27%.

Kemudian investor juga patut memantau rilis data aktivitas manufaktur Indonesia, yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) periode Februari 2023.

Pasar memperkirakan sektor manufaktur di RI makin bergeliat yakni naik menjadi 51,8, dari sebelumnya pada Januari lalu di angka 51,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya adalah kontraksi sementara di atasnya ekspansi.

Selain itu, investor di dalam negeri juga perlu memperhatikan sejumlah agenda penting ekonomi minggu depan yang bisa menggerakan pasar. Salah satunya adalah CNBC Indonesia Economic Outlook 2023 yang akan digelar pada Selasa mendatang.

Acara tersebut akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, hingga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Menarik dicermati apa saja kebijakan yang akan disampaikan di bidang fiskal dan moneter para pemangku kepentingan di acara tersebut.

Termasuk di dalamnya adalah kebijakan suku bunga, pertumbuan kredit, mobil listrik, hilirisasi, hingga kebijakan fiskal terkait BBM dan belanja pemerintah.

Dari kancah global, pada hari Senin (27/2) ini investor dapat memantau beberapa rilis data di Eropa, mulai dari indeks sentimen ekonomi, indeks sentimen industri dan indeks keyakinan konsumen (IKK).

Berikutnya pada Selasa, investor akan memantau rilis data penjualan ritel Jepang dan Australia. Kemudian ada rilis data harga rumah di AS dan indeks keyakinan konsumen AS versi Conference Board (CB).

Selanjutnya pada Rabu, dari global ada data pertumbuhan ekonomi Australia pada periode kuartal IV-2022, PMI manufaktur di Jepang, China, Eropa, dan AS.

Pada Kamis, ada rilis data inflasi Eropa periode Februari 2023, data tingkat pengangguran Eropa periode Januari 2023, dan rapat kebijakan moneter bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB).

Terakhir pada Jumat, ada rilis data tingkat pengangguran Jepang periode Januari 2023, PMI jasa di Jepang, China, Australia, Eropa, dan AS.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular