
Ekonomi AS Masih Cemerlang, Tapi Bikin Panik Semua Orang

Saham AS kembali melemah pada perdagangan akhir pekan lalu dan mencatat kinerja mingguan terburuk tahun ini. Pelemahan ini terjadi karena data ekonomi yang masih panas menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kebijakan ketat moneter bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dalam beberapa waktu ke depan.
Pada perdagangan Jumat (24/2), S&P 500 turun 1,05%, indeks komposit padat teknologi Nasdaq melemah 1,69% dan indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 1,02%. Ketiga indeks tersebut seluruhnya melemah lebih dari 2,5% pekan lalu yang perdagangannya hanya empat hari karena libur memperingati Hari Presiden. Pelemahan mingguan yang dicatatkan masing-masing indeks tersebut merupakan penurunan mingguan terbesar sepanjang tahun 2023.
Pelemahan pekan lalu sejalan dengan gejolak pasar baru-baru ini. Sebelumnya indeks utama Wall Street memulai 2023 dengan penguatan, karena banyak investor yang bertaruh bahwa inflasi yang moderat dapat memaksa Fed memangkas suku bunga akhir tahun ini, tetapi prospeknya semakin muram dalam beberapa pekan terakhir.
Antusiasme investor dengan cepat runtuh setelah serangkaian laporan mengindikasikan AS mencatatkan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan dan ekonomi yang masih tangguh, menjaga pintu tetap terbuka bagi Fed untuk mempertahankan langkah-langkah pengetatan moneter yang agresif untuk mendinginkan tekanan harga.
Menambah kekhawatiran tersebut pada hari Jumat: indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Januari melampaui ekspektasi para ekonom. Pembacaan inti tidak termasuk makanan dan energi, yang dianggap sebagai ukuran inflasi yang disukai Fed, naik 4,7% secara tahunan (YoY), jauh di atas perkiraan konsensus sebesar 4,4%.
Imbal hasil Treasury jangka pendek, yang mengikuti ekspektasi suku bunga investor, melonjak pada Jumat ke level yang tidak terlihat dalam lebih dari satu dekade setelah rilis data inflasi yang kuat. Imbal hasil Treasury dua tahun naik menjadi 4,803% pada hari Jumat, tertinggi sejak 2007.
Sementara itu, imbal hasil Treasury 10-tahun naik menjadi 3,948% pada hari Jumat dari 3,879% pada hari Kamis. Imbal hasil obligasi naik karena harga turun.
Federal-funds futures, yang digunakan oleh para pedagang untuk memprediksi tingkat suku bunga AS, pada hari Jumat mencerminkan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga secara signifikan lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebagian besar investor sebulan lalu.
Namun, dengan ekonomi terbukti lebih tahan lama dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi dari yang diperkirakan banyak orang, beberapa investor menjadi lebih berharap bahwa The Fed dapat menjinakkan inflasi tanpa terlalu banyak menimbulkan penderitaan ekonomi.
(fsd/fsd)