
CBRE Malah Ngegas Setelah Dipelototi BEI

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten shipping atau angkutan laut yakni PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) terpantau melesat nyaris 12% pada perdagangan sesi I Jumat (10/2/2023), meski bursa memasukkan CBRE ke dalam radar Unusual Market Activity (UMA).
Per pukul 11:30 WIB, saham CBRE melonjak 11,9% ke posisi Rp 94/saham. Saham CBRE bergerak di rentang harga Rp 79-98 per saham.
Saham CBRE hingga sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 7.644 kali dengan volume sebesar 116,8 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 10,35 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 426,57 miliar.
Hingga pukul 11:30 WIB, ada 1.927 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 94/saham. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 100/saham, yang sebesar 12.872 lot antrian.
Sementara di order bid atau beli, terdapat 1.379 lot antrian di harga Rp 93/saham. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 84/saham, yakni mencapai 96.286 lot.
Saham CBRE berhasil rebound setelah dua hari beruntun ambles dan mencetak auto reject bawah (ARB). Namun, tak jarang saham yang masuk ke dalam 'lingkaran' Happy Hapsoro ini mencetak ARB.
Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu memasukan saham CBRE ke dalam radar UMA karena penurunannya dinilai tidak wajar.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal," ujar BEI.
Adapun informasi terakhir mengenai perseroan yakni informasi tanggal 8 Februari 2023 yang dipublikasikan melalui website BEI terkait laporan bulanan registrasi pemegang efek.
Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perseroan atas permintaan konfirmasi BEI, mencermati kinerja perseroan dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana aksi korporasi apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.
Selain itu, investor juga perlu mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)