Market Commentary

Saham IPO Ngenes! Ada yang Tak Pernah Hijau Sejak Listing

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
09 February 2023 10:15
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham IPO dari Januari 2023 hingga kini terpantau masih banyak yang mencatatkan kinerja negatif hingga perdagangan sesi I Kamis (9/2/2023). Bahkan, beberapa saham IPO tersebut ada yang terlihat belum atau jarang sekali mencatatkan kinerja positif.

Hingga pukul 09:19 WIB, setidaknya ada delapan saham IPO 2023 yang kembali terkoreksi parah pada pagi hari ini, tiga saham stagnan, dan enam saham menguat.

Berikut pergerakan saham-saham IPO 2023 pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Solusi Kemasan DigitalPACK132-9,59%
Cakra Buana ResourcesCBRE84-6,67%
Lavender Bina CendekiaBMBL65-4,41%
Vastland IndonesiaVAST99-1,98%
Haloni JaneHALO115-1,71%
Data Sinergitama JayaELIT157-1,26%
Jasa Berdikari LogisticsLAJU171-1,16%
Hatten BaliWINE370-0,54%
Citra Buana PrasidaCBPE1480,00%
Hassana Boga SejahteraNAYZ730,00%
Aviana Sinar AbadiIRSX1010,00%
Penta ValentPEVE2060,98%
Sunindo PratamaSUNI3001,35%
Jobubu Jarum MinahasaBEER3761,62%
Mitra Tirta BuwanaSOUL395,41%
Pelita Teknologi GlobalCHIP1929,09%
Wijaya Cahaya TimberFWCT1228,93%

Sumber: RTI

Dari data di atas, saham emiten produsen pembungkus untuk beragam keperluan pengemasan yakni PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), yang baru melantai di bursa pada Rabu kemarin kembali ambles. Saham PACK ambles 9,59% ke posisi harga Rp 132/saham.

Tidak seperti saham IPO pada umumnya yang pada perdagangan perdana biasanya melesat dan menyentuh auto reject atas (ARA), saham PACK sendiri sudah ambles sejak perdagangan perdananya kemarin. Bahkan dari kemarin hingga hari ini, saham PACK sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) dua kali.

Tak hanya saham PACK, saham emiten bimbingan belajar yakni PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL) yang melantai di bursa pada 11 Januari lalu, terlihat jarang sekali mencetak penguatan. Dari perdagangan perdananya hingga pagi hari ini, saham BMBL sendiri sudah amble hingga 55,83%.

Adapun dari harga IPO-nya di Rp 188/saham hingga kini, saham BMBL ambruk hingga 60,11%.

Selain itu, saham emiten perkapalan yang dikendalikan leh 'lingkaran' Happy Hapsoro ini juga kembali ambles pada hari ini, yakni sebesar 6,67% ke Rp 84/saham dan kembali sentuh ARB.

Saham CBRE juga hanya mencetak ARA dua kali saja, yakni pada perdagangan perdananya 9 Januari lalu dan perdagangan hari keduanya. Setelah mencetak ARA dua kali, saham CBRE kemudian mencetak ARB berjilid-jilid dan hanya menguat dua kali saja.

Terpantau, saham-saham IPO di awal tahun 2023 cenderung berkinerja kurang baik, di mana hanya beberapa saham yang berhasil mencetak ARA berkali-kali dan kebanyakan hanya mencetak ARA dua kali atau bahkan belum sama sekali, bahkan sudah mencetak ARB berjilid-jilid.

Saham-saham IPO ini cenderung memiliki tingkat volatilitas yang cukup tinggi dan masuk kategori high risk-high return.

Di lain sisi, investor sepertinya hanya memanfaatkan kenaikan sementara dan setelah mendapatkan keuntungan, mereka cenderung melepasnya, sehingga saham-saham ini hanya mencetak ARA setidaknya dua kali.

Bahkan, beberapa saham IPO yang langsung terkoreksi pada perdagangan perdananya menandakan bahwa investor kurang tertarik dengan saham tersebut.

Hal ini terjadi di tengah keresahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait saham 'gorengan' pasca adanya skandal gorengan saham Adani Group milik konglomerat Gautam Adani asal India.

Jokowi pun memberikan titah kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengawasi industri keuangan jauh lebih intensif mulai dari makro hingga mikro. Hal ini diutarakan oleh Jokowi saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023.

"Harus detil dicek satu per satu. Ada peristiwa minggu lalu yang besar, Adani di india. Makronya negara maju, mikronya ada masalah kehilangan US$ 120 bilion, dirupiahkan Rp 1.800 triliun hati-hati mengenai ini pengawasan," tegas Jokowi beberapa waktu lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation