Fundamental Pundit

Ada Apa Ini Saham GGRM Tiba-tiba Meroket, Sudah Saatnya Beli?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
30 January 2023 10:15
Gudang Garam
Foto: www.gudanggaramtbk.com

Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah cukai naik 2x lipat eh ada pandemi juga. Malangnya nasib emiten rokok sejak 2020.

Laba GGRM pada 2020 anjlok 30% dibandingkan dengan perolehan laba 2019 menjadi Rp 7,65 triliun. Kemudian pada 2021 laba GGRM juga turut anjlok 27% menjadi Rp5,6 triliun.

Sementara pada 2022, laba GGRM diprediksi akan kembali turun sebesar 23,3% menjadi Rp4,3 triliun. Lalu pada 2023 laba GGRM diperkirakan akan mulai stabil di Rp4,3 triliun, menurut konsensus analis yang dihimpun oleh Refinitiv.

Kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok pada 2020 rata-rata naik sebesar 23% dan, di mana rokok golongan I paling besar kenaikan cukainya. Rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) golongan I dengan HJE paling rendah Rp 1.700 dikenakan cukai Rp 740 per batang atau gram, naik 25,42% dari Rp590.

Kenaikan cukai rokok pun dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan rata-rata kenaikan 12,5%, di mana jenis SKM naik sebesar 16,9% menjadi Rp865 per batang.

Kenaikan ini mendorong indeks kemahalan rokok meningkat ke posisi tertinggi dalam lima tahun.

Indeks kemahalan rokok untuk jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) menjadi 13,4% pada 2020 dan 14,2% pada 2021. Sementara jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) menjadi 17% pada 2020 dan 2021. Hanya Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang cenderung stabil di level 7,7%.

Hal ini membuat terdapat perpindahan konsumen dari SKM dan SPT ke produk SKT. Hal ini terlihat dari volume jual yang meningkat 17% yoy pada 2020 dan 2021. Penyebabnya harga yang lebih murah dan kenaikan cukai tidak besar untuk jenis SKT dibandingkan dengan SKM.

Nah, GGRM sendiri adalah produsen yang masuk ke dalam Golongan I dan memiliki produksi jenis SKM sekitar 87,9%. Ini membuat GGRM memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap performa keuangannya.

Apalagi jika menilik komposisi biaya produksi GGRM, beban cukai rokok memiliki porsi hingga 89,7% dari keseluruhan. Ujung-ujungnya margin laba GGRM tergerus.

Per September 2022 margin laba kotor GGRM berada di 8,19%. Perolehan ini jauh dari rerata margin dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 19%. Begitu juga dengan margin laba usaha sebesar hanya 2,29% dari rerata sepuluh tahun 12%.

Pada 2023 pun diperkirakan margin laba GGRM akan tergerus karena kenaikan cukai sebesar 10%. SKM golongan I rata-rata akan meningkat antara 11,5% hingga 11,75%.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular