Newsletter

Pekan Penting! Pasar Finansial Bakal Guncang atau Terbang?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 January 2023 06:00
Bendera Jerman di Gedung Reichstag, Berlin, Jerman pada 2 Oktober 2013 (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Foto: Bendera Jerman di Gedung Reichstag, Berlin, Jerman pada 2 Oktober 2013 (REUTERS/Fabrizio Bensch)

Sebelum memulai perdagangan hari ini hingga beberapa hari ke depan, investor sebaiknya mencermati beberapa agenda ekonomi dari dalam negeri, maupun luar negeri.

Untuk pada hari ini, sentimen pasar dari perilisan data ekonomi masih cenderung kurang ramai, terutama di dalam negeri. Namun di luar negeri, ada data ekonomi yang cukup penting meski tidak terlalu berpengaruh ke dalam negeri, yakni data awal dari pertumbuhan ekonomi Jerman pada kuartal IV-2022.

Diprediksi, data pertumbuhan ekonomi Jerman tersebut akan cenderung melambat sedikit menjadi 1,2% (yoy). Sedangkan secara kuartalan, ekonomi Jerman diprediksi juga melandai menjadi 0% pada kuartal IV-2022, dari sebelumnya pada kuartal III-2022 sebesar 0,4%.

Selain itu, dari Uni Eropa, ada rilis data sentimen ekonomi pada periode Januari 2023, di mana angkanya cenderung naik menjadi 96,4, dari sebelumnya pada Desember 2022 di angka 95,8.

Sementara itu, pasar saham China akan kembali dibuka mulai hari ini setelah libur panjang dalam rangka Imlek 2023. Tentunya hal ini akan dipantau oleh pasar, apalagi sentimen dari pembukaan kembali China akan turut mempengaruhi pergerakan pasar saham China.

Adapun sepanjang pekan ini, investor akan menanti agenda penting yakni kebijakan suku bunga terbaru The Fed, di mana The Fed akan melaksanakan pertemuan terbarunya pada 31 Januari-1 Januari dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Ekspektasi the Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan tercermin dari data CME FedWatch probabilitas kenaikan 25 basis poin (bp) lebih dari 90%. Pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan AS akan dinaikkan ke 4,75%.

Namun, melihat dari data ekonomi AS yang masih cukup baik dan tenaga kerja AS yang juga masih cukup kuat, maka potensi The Fed tetap agresif menaikkan suku bunga 50 bp masih berpeluang cukup besar, meski pasar memprediksi The Fed hanya akan menaikkan sebesar 25 bp.

Selain The Fed, bank sentral Eropa (ECB) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbaru pada pekan ini, tepatnya pada Kamis. ECB diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase menjadi 3% kali ini, berdasarkan polling dari Trading Economics.

Sebelum mengarah ke pertemuan dan kebijakan moneter The Fed dan ECB terbaru, pasar perlu mencermati data dan agenda lainnya selain dari AS, terutama dari China.

Di China, beberapa data ekonomi cukup penting akan dirilis pada pekan ini, seperti data purchasing manager's index (PMI) manufaktur versi NBS dan Caixin periode Januari 2023, PMI jasa versi NBS dan Caixin periode Januari 2023, dan keuntungan industri China periode Desember 2022.

Selain dari China, ada beberapa rilis data penting lainnya, seperti data indeks keyakinan konsumen Jepang periode Januari 2023, rilis awal pertumbuhan ekonomi Prancis periode kuartal IV-2022, data awal inflasi Prancis periode Januari 2023, rilis awal pertumbuhan ekonomi Uni Eropa periode kuartal IV-2022.

Berikutnya data awal inflasi Uni Eropa periode Januari 2023, tingkat pengangguran Uni Eropa periode Desember 2022, PMI manufaktur AS versi ISM periode Januari 2023, data pembukaan pekerjaan JOLTs di AS, tingkat pengangguran AS periode Januari 2023, data penggajian tenaga kerja AS periode Januari 2023, dan PMI jasa versi ISM periode Januari 2023.

Sementara itu dari dalam negeri, data inflasi periode Januari 2023 juga akan dirilis pada pekan ini, tepatnya pada Rabu. Konsensus pasar dalam polling Trading Economics memperkirakan inflasi secara tahunan melandai sedikit menjadi 5,4% (yoy), dari sebelumnya sebesar 5,51% pada Desember 2022.

Adapun secara bulanan, inflasi Januari diprediksi melambat menjadi 0,5%, dari sebelumnya sebesar 0,66% di Desember 2022.

Selain data inflasi, data PMI manufaktur RI versi S&P Global periode Januari 2023 juga akan dirilis pada Rabu mendatang, di mana aktivitas manufaktur RI diprediksi sedikit melambat menjadi 50,8. Namun, aktivitas manufaktur RI masih cenderung ekspansif.

Di lain sisi, pada pekan ini juga akan digelar Preskon FKSSK atau Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan yang rencananya akan digelar pada Jumat, 3 Februari 2023, di mana OJK, BI, LPS, dan Menkeuakan memaparkan perkembangan pasar keuangan RI, juga kebijakan kedepannya.

Hal ini menarik untuk ditunggu oleh pasar karena BI dan pemerintah direncanakan akan memaparkan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang tengah menjadi perhatian pelaku pasar saat ini.

Selain itu, perilisan laporan keuangan emiten di RI untuk periode kuartal IV-2022 dan full year 2022 akan berlanjut pada pekan ini, di mana pada 31 Januari, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) direncanakan akan merilis kinerja keuangannya pada kuartal IV-2022.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular