Newsletter

Pekan Penting! Pasar Finansial Bakal Guncang atau Terbang?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 January 2023 06:00
wall street
Foto: Reuters

Beralih ke AS, mayoritas bursa saham Wall Street pada perdagangan pekan lalu terpantau cerah bergairah.

Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau melonjak 2,47%, sedangkan S&P 500 melesat 1,81%, dan Nasdaq Composite melejit 4,32%.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, Dow Jones ditutup naik tipis 0,08%, S&P 500 menguat 0,25%, dan Nasdaq melesat 0,95%.

Pergerakan saham Wall Street pada pekan lalu dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan-perusahaan raksasa AS. Sejauh ini, lebih dari 25% perusahaan di indeks S&P sudah melaporkan keuangan terbaru mereka. Dari jumlah tersebut, 69% mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi.

Analis kini memperkirakan agregat earnings dari laporan keuangan kuartal IV-2022 akan turun 2,7%, lebih rendah dibandingkan koreksi 1,6% yang diproyeksikan pada 1 Januari lalu.

Di lain sisi, pada Jumat malam waktu Indonesia, data revisi indeks konsumsi masyarakat atau personal consumption expenditure (PCE) telah dirilis, di mana angkanya meningkat 5% (year-on-year/yoy) pada Desember 2022, terendah sejak September 2021.

Melandainya indeks PCE memberi harapan pasar jika The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter mereka. Pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya 50 basis poin.

Pada pekan lalu, data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal IV-2022 juga telah dirilis, di mana hasilnya cukup positif dan membuat pasar kembali optimis.

PDB AS pada kuartal IV-2022 dilaporkan tumbuh positif yakni 2,9% dan lebih tinggi dari ekspektasi 2,6%. Hal ini pun membuat pasar kembali optimis setelah mereka dikhawatirkan dengan adanya potensi resesi di AS.

Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 21 Januari. Klaim yang diajukan sebanyak 186.000, menjadi yang terendah sejak April 2022.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih kuat, begitu juga dengan pasar tenaga kerja ada kemungkinan The Fed masih tetap agresif menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pekan ini.

Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 bps sejak Maret 2022 menjadi 4,25-4,50%.

The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 bp pada periode Juni, Juli, September, dan Oktober 2022. Kenaikan suku bunga diturunkan sebesar 50 bp pada Desember 2022.

Namun menurut kepala ekonom Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, mengingatkan kendati ekonomi AS masih tumbuh cukup kuat, sinyal resesi masih terlihat. Kondisi ini tercermin dari banyaknya PHK serta aktivitas manufaktur yang masih lemah.

"Data bulanan jelas menunjukkan jika ekonomi AS kehilangan momentum pertumbuhan pada kuartal IV dan sepertinya akan berlanjut ke depan. Mungkin ini menjadi pertumbuhan positif terakhir sebelum ekonomi melemah. Kami masih memperkirakan jika ekonomi AS akan resesi di semester I," tutur Cardillo, dikutip dari Reuters.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular