CNBC Indonesia Research

Sinyal Buruk! 'Durian Runtuh' Habis, RI Terancam Defisit

Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 17/01/2023 06:51 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia -Surplus neraca perdagangan diperkirakan akan terhenti pada akhir semester I-2022. Sinyal terkikisnya surplus sudah muncul melalui penurunan ekspor selama empat bulan beruntun.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pada Desember 2022 mencapai US$ 23,83 miliar. Nilai tersebut turun 1,10% dibandingkan pada bulan sebelumnya (month to month/mtm). Namun, masih naik sekitar 6,58% secara tahunan (year on year/yoy).

Sebagai catatan, nilai ekspor Indonesia mencatat rekor tertingginya pada Agustus 2022 dengan nilai mencapai US$ 27,86 miliar. Namun, ekspor turun secara beruntun (mtm) dari September-Desember 2022.

Penurunan empat bulan beruntun adalah yang pertama kali sejak awal 2019.

Nilai ekspor pada Desember 2022 juga menjadi yang terendah sejak Mei 2022 di mana pada saat itu Indonesia melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

BPS juga melaporkan nilai impor pada Desember 2022 mencapai US$ 19,94 miliar. Nilai tersebut naik 5,16% (mtm) tetapi turun 6,61% (yoy). Dengan demikian neraca perdagangan masih mencatatkan surplus senilai US$ 3,89 miliar.

Surplus tersebut memperpanjang catatan menjadi 32 bulan secara beruntun. Namun, surplus pada Desember adalah yang terkecil sejak Mei 2022 (US$ 2,9 miliar).

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan surplus hanya akan bertahan hingga akhir Juni atau semester I- 2023. Menurutnya, nilai ekspor akan terus sementara impor tumbuh lebih cepat.

"(Ekspor) trennya akan menurun karena harga komoditas dan pelemahan demand global. Kami lihat surplus masih akan bertahan paling tidak sampai akhir semester I," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.


Senada, kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan ada kemungkinan Indonesia tidak bisa lagi menikmati surplus pada semester II-2022.

"Mungkin dalam jangka pendek di semester I masih ada kecenderungan surplus. Ada kemungkinan (defisit di semester II)," tutur David, kepada CNBC Indonesia.


(mae/mae)
Pages