CNBC Indonesia Outlook 2023

Mimpi Buruk APBN 2023, Sri Mulyani Harus Siap-siap!

Maesaroh, CNBC Indonesia
02 January 2023 16:00
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD).
Foto: Irvin Avriano Arief

Merujuk pada APBN 2023, pembiayaan utang ditetapkan sebesar Rp 696,31 triliun. Salah satu sumber pembiayaan utang datang dari penerbitan Surat Berharga Netto (SBN) yakni sebesar Rp 712,93 triliun sementara pinjaman netto sebesar Rp 16,62 triliun.

Penerbitan SBN netto ini lebih kecil dibandingkan pada 2022 sebesar Rp 540 triliun (per 14 Desember 2022) atau pada 2021 sebesar Rp 870,36 triliun.

Belum diketahui berapa penerbitan SBN gross untuk tahun ini. Sebagai catatan, penerbitan SBN gross pada 2022 menembus Rp 859,8 triliun (per 8 Desember 2022), mencapai Rp 1.352,8 triliun pada 2021, sebesar Rp 1.541,3 triliun pada 2020, dan sebesar Rp 921,5 triliun pada 2019.

Kepala ekonom BCA David Sumual bisa menjadi sinyal jika pemerintah akan mengurangi penerbitan obligasi.

"Market membacanya seperti itu, penerbitan SBN akan lebih rendah. Ini yang membuat harga SBN naik dan investor asing mulai masuk," tutur David, kepada CNBC Indonesia.

Merujuk pada data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), harga kuotasi SBN benchmark tenor 10 tahun anjlok dari 100,83 dengan yield 6,27% pada 3 Januari 2022 menjadi 96,63 dengan yield 6,87% per 23 Desember 2022. 

Harga SBN bahkan sempat jeblok di 92,98 dengan yield 7,42% pada 24 Oktober.

Sebelumnya, pada Oktober 2022, David menjelaskan minat investor asing pada SBN rendah karena kebijakan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) serta besarnya porsi BI di kepemilikan SBN. Besarnya porsi BI membuat yield menjadi sulit diukur.

Dalam catatan Kementerian Keuangan, sepanjang 2022, pemerintah hanya menerima penawaran sebesar Rp 136, 32 triliun dari investor asing atau rata-rata mencapai Rp 5,6 triliun per lelang.

Dari 24 lelang SUN, pemerintah hanya menerima penawaran dari investor asing di atas Rp 10 triliun sebanyak dua kali.  Jumlah utang yang diserap dari investor asing pada lelang SUN tahun ini juga hanya mencapai Rp 56,04 triliun atau rata-rata Rp 2,33 triliun.

Sebagai catatan, penawaran dari investor asing pada 2021 mencapai Rp 205,51 triliun sementara pada 2020 mencapai Rp 298,34 triliun.

Rata-rata penawaran yang datang dari investor asing pada 2021 mencapai Rp 9,34 triliun dan yang diambil mencapai Rp 3,31 triliun.  Sementara itu, rata-rata penawaran asing yang masuk pada 2020 mencapai Rp 12,4 triliun dan yang diserap mencapai Rp 3,46 triliun.

Reny Eka Putri, Senior Quantitative Analyst (Senior Analis) Bank Mandiri mengatakan tekanan pada pasar SBN jauh berkurang sehingga SBN menjadi menarik.

"Kami perkirakan (SBN) masih akan menarik sebagai salah satu pilihan investasi di tengah perlambatan ekonomi global yang masih terjadi. Tekanan terhadap yield SBN kami perkirakan juga akan terbatas," tutur Reny, kepada CNBC Indonesia.

Namun, dia mengingatkan pelaku pasar tetap harus mewaspadai 'black swan' yang dapat terjadi seperti gejolak geopolitik yang dapat menimbulkan supply chain disruption. Kondisi ini akan membuat inflasi kembali meningkat sehingga dapat menimbulkan kenaikan suku bunga acuan dan capital flight.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(mae/mae)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular