Newsletter

Pekan Penentuan IHSG! Jadi Desember Terburuk Sepanjang Masa?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 26/12/2022 06:07 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan domestik kompak melemah sepekan lalu. Baik obligasi pemerintah dan saham kompak turun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,17% secara mingguan dan ditutup di 6.800,67 pada perdagangan Jumat (23/12/2022). Sementara sejak awal bulan IHSG terkoreksi hampir 4% dan menjadi Desember terburuk dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

Dari 5 hari perdagangan, IHSG terkoreksi 3 kali dan menguat 2 kali. Dalam sepekan pasar saham mencatatkan outflow cukup jumbo.

Di pasar reguler investor asing mencatatkan net sell Rp 988,4 miliar dalam 5 hari perdagangan tersebut. Aliran dana keluar memang mengalir deras dalam sebulan terakhir dari pasar saham. Asing net sell Rp 15,6 triliun.

Di pasar obligasi pemerintah, harga SBN acuan yaitu untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan yang tercermin dari kenaikan imbal hasil (yield).

Yield SBN 10 tahun menguat 4,3 basis poin (bps) secara mingguan dan ditutup di 6,92% per Jumat (23/12/2022).

Berbeda dengan pasar saham yang mengalami outflows, pasar SBN justru mencatatkan inflows. Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan asing beli bersih SBN sebesar Rp 1,45 triliun.

Dari pasar valas, nilai tukar rupiah cenderung tak banyak bergerak di sepanjang pekan lalu. Di pasar spot, rupiah berakhir di Rp 15.590/US$.

Date

IHSG

Rupiah

Yield SBN 10 Tahun (%)

19/12/2022

6779.698

15595

6.881

20/12/2022

6768.316

15600

6.906

21/12/2022

6820.663

15585

6.929

22/12/2022

6824.432

15580

6.918

23/12/2022

6800.673

15590

6.924

Sentimen yang mewarnai pergerakan pasar datang dari keputusan BI. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.

Sementara itu Deposit Facility sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,25%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah antara yang memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan secara agresif dan moderat pada bulan ini.

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 12 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,50%.

Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 bps hanya dalam waktu empat bulan, masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, 50 bps pada Oktober, dan 50 bps pada November. Kenaikan suku bunga sebesar 175 bps adalah yang paling agresif sejak 2005.


(trp/trp)
Pages