Newsletter

Yuk Cari Cuan dan Liburan, Sebelum Banting Tulang Tahun Depan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 23/12/2022 06:00 WIB
Foto: Infografis/ 10 kota termurah di dunia yang cocok untuk berlibur Di Akhir Pekan/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan menjelang pergantian tahun hawa liburan tentunya sudah mulai terasa. Tetapi, perayaan tahun baru kali tidak bisa dilakukan dengan penuh suka cita, sebab 2023 dunia diperkirakan akan mengalami resesi.

Banyak perusahaan sudah bersiap menghadapi resesi yang terjadi guna bisa mempertahankan kinerja. Salah satunya dengan cara perampingan organisasi, alias pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi secara massal.

Amerika Serikat (AS) sudah mengalaminya, PHK sektor teknologi sepanjang tahun ini mencapai 150 ribu orang, lebih dua kali lipat dari ketimbang krisis finansial 2008 sebanyak 65 ribu orang, berdasarkan data dari perusahaan Challenger, Gray & Christmas yang dikutip Business Insider India, Minggu (18/12/2022).

Tidak hanya sektor teknologi, sektor lainnya juga mengalami hal yang sama. Raksasa perbankan AS, Goldman Sachs berencana memangkas 8% karyawannya pada Januari 2023.

CNBC Internasional yang mengutip sumber terkait melaporkan PHK akan terjadi dilakukan di semua divisi, dengan total sekitar 4.000 karyawan.

Indonesia juga mengalami hal yang sama. Dua sektor yang paling rentan mengalami PHK massal yakni manufaktur dan startup. Hal tersebut juga diungkapkan staf khusus menteri ketenagakerjaan M. Reza Hafiz.

"Sektor yang paling berdampak itu manufaktur, kedua mungkin di startup tapi sektor teknologi, informasi dan komunikasi yang perusahaannya masih di level startup," ungkapnya dalam Indef School of Political Economy Jurnalisme Ekonomi, Selasa (14/12/2022).

Oleh karena itu, libur akhir tahun akan terasa beda, sebab 2023 akan menjadi tahun yang berat, dan harus banting tulang guna mempertahankan kinerja perusahaan.

Ketika perusahaan harus bekerja keras, investor juga sama harus melakukan analisa ekstra agak tidak salah berinvestasi.

Hawa liburan juga terasa di pasar finansial dalam negeri. Nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis tercatat sebesar Rp 8,4 triliun, jauh di bawah rata-rata tahun ini sekitar Rp 13,75 triliun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun mencatat penguatan tipis saja 0,06% ke 6.824,432, dengan rentang pergerakan juga sempit 6.800 - 6.844.

Sementara itu rupiah berhasil menguat tipis 0,03% melawan dolar AS ke Rp 15.580/US$. Rupiah sukses menguat dua hari beruntun meski tipis-tipis saja.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) mayoritas mengalami penurunan. Artinya harga SBN mengalami penguatan.

Untuk diketahui, pergerakan harga SBN dengan yield berbanding terbalik. Ketika harga turun maka yield akan naik, begitu juga sebaliknya. 

Pada perdagangan Jumat (23/12/2022) ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya pergerakan bursa saham AS (Wall Street) yang kembali jeblok. Kemudian peluang terjadinya Santa Claus Rally, periode di mana IHSG selalu mencatat kinerja impresif, detailnya ada di halaman 3 tulisan ini.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kembali ke Realita, Wall Street Balik Merana


(pap/pap)
Pages