CNBC Indonesia Research

Pro-Kontra Dari Program Biodiesel RI, Pemerintah Kudu Piye?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
21 December 2022 06:45
Kabut asap menutupi pohon saat kebakaran hutan di sebelah perkebunan kelapa sawit di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia, (14/9/2019). (REUTERS / Willy Kurniawan)
Foto: Kabut asap menutupi pohon saat kebakaran hutan di sebelah perkebunan kelapa sawit di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia, (14/9/2019). (REUTERS / Willy Kurniawan)

Semenjak diimplementasikan program biodiesel di Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan beberapa manfaat mulai dari aspek ekonomi serta lingkungan. Pada 2018, program biodiesel berhasil menghemat devisa hingga Rp 26,67 triliun dan terus bertambah menjadi Rp 63,39 triliun pada 2020.

Selain itu, program biodiesel turut membuka lapangan pekerjaan khususnya petani sawit hingga mencapai 1,2 juta orang pada 2020. Program tersebut juga dapat menurnkan emisi gas rumah kaca mulai dari 5,61 juta ton CO2 pada 2018 hingga 14,25 juta ton CO2 pada 2020.

Sementara itu, pada tahun ini, Kementerian ESDM memiliki target untuk menurunkan sebesar 91 juta ton CO2.

Menteri ESDM Arifin Tasrif pun optimis bahwa pangsa pasar biodiesel akan terus tumbuh di masa depan sebab akan menjadi alternatif bahan bakar fosil.

CPO

Namun, sisi lainnya, dengan meningkatnya permintaan terhadap CPO untuk program biodiesel berpotensi pula meningkatkan deforestasi secara bersamaan.

Padahal, angka deforestasi di Indonesia memang menunjukkan penurunan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa angka deforestasi bersih pada 2019-2020 seluas 115.459 hektar, turun sampai 75% dibandingkan dengan tahun 2018-2019 sebesar 462.460 hektar. Data tersebut merupakan data deforestasi Indonesia yang disesuaikan dengan peta rupa bumi terbaru di Kebijakan Satu Peta.

Namun, Indonesia tampaknya masih harus berusaha lebih keras lagi. Sebab jika melansir data Global Forest Watch, Indonesia masuk kedalam empat negara yang paling banyak kehilangan hutan selama dua dekade terakhir. Pada periode 2022 hingga 2020, Indonesia diprediksikan kehilangan 9,75 juta hectare hutan primer.

bbc

Pertanyaan selanjutnya yakni, bagaimana pemerintah Indonesia bisa menerapkan biodiesel dan mengakhiri pembabatan hutan secara bersamaan?

Kerap kali program biodiesel dinilai baik untuk hilirnya, sementara pada hulunya juga menyebabkan kerusakan lingkungan melalui deforestasi. Sebab, ketika deforestasi besar-besaran akan berdampak pada lepasnya emisi dan akan mempengaruhi iklim.

Indonesia tampaknya masih punya banyak 'PR' untuk dibenahi sebelum benar-benar memutuskan untuk meningkatkan program biodiesel ke depannya. Tidak hanya aspek perekonomian saja yang perlu diperhatikan, tapi dari aspek lingkungan juga penting untuk di cermati.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aaf/aaf)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular