CNBC Indonesia Research

Adu Ekonomi AS vs Rusia, Siapa yang Tahan Resesi?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
16 December 2022 06:45
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)

Kantor Statistik Rusia (Rosstat) melaporkan ekonomi Rusia kembali mengalami kontraksi sebesar 4% pada kuartal III 2022 dibanding kuartal III 2021 (year on year/yoy).

Dengan kontraksi ini, Rusia resmi mengalami resesi pasca sembilan bulan negeri itu melancarkan serangan ke Ukraina. Pasalnya, perekonomian Negeri Beruang Putih ini pada kuartal sebelumnya juga mengalami kontraksi sedalam 4,5% (yoy).

Mengutip AFP, mengutip badan statistik national Rosstat, kontraksi didorong penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6% dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1 %.

Memang konstruksi tumbuh 6,7% dan pertanian 6,2%. Namun perekonomian Rusia telah berjuang di bawah segudang masalah.

Ekonomi suatu wilayah atau negara dapat dikatakan mengalami resesi setelah dalam dua triwulan atau lebih secara beruntun mengalami kontraksi.

Sanksi yang diberlakukan oleh Negara-Negara Barat kepada Rusia karena melakukan invasi ke Rusia telah berdampak terhadap perekonomian negara yang dipimpin oleh Presiden Putin.

Pembatasan kegiatan ekspor impor, termasuk komponen manufaktur utama dan suku cadang. Perusahaan-perusahaan juga menderita kekurangan staf karena wajib militer yang diluncurkan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina dengan aturan "mobilisasi parsial".

Sebelumnya, Rusia juga pernah mengalami resesi akibat terjadinya pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal 2020. Perekonomian negara tersebut mengalami kontraksi dalam 4 kuartal secara beruntun sejak kuartal II 2020 hingga kuartal I 2021.

Selain itu, Rusia juga mengalami hal serupa dengan negara-negara lainnya yang mengalami inflasi tinggi, bahkan menyentuh double digit.

Angka inflasi Rusia per November 2022 berada di 12% secara tahunan. Kendati begitu, angka inflasi tersebut kian melandai jika dibandingkan dengan bulan sebelumya di 12,6%.

Konsensus analis FocusEconomics memprediksikan angka inflasi Rusia akan berangsur turun pada 2023 di 6,8% dan 5,5% pada 2024.

Kendati angka inflasi kian menurun, tapi angka tersebut masih sangat tinggi bahkan melampaui angka inflasi di AS yang masih single digit. Selain itu, perekonomian Paman Sam sukses keluar dari jurang resesi, ketika Rusia masih berada di zona kontraksi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aaf/aaf)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular