Newsletter

Menunggu 'Gembok' China Dibuka, IHSG di Persimpangan Jalan

Maesaroh, CNBC Indonesia
05 December 2022 06:00
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ditutup beragam setelah data tenaga kerja AS menunjukkan perbaikan yang lebih kuat dibandingkan ekspektasi. Indeks Dow Jones dan Nasdaq menguat sementara Indeks S&P 500 melemah. 
Data tenaga kerja AS juga membuat perdagangan pada terakhir, Jumat (2/12/2022), bergerak sangat volatile.

AS melaporkan tambahan lapangan kerja untuk non-farm payroll pada November 2022 mencapai 263.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 200.000. Masih kencangnya tenaga kerja AS menjadi kekhawatiran karena The Fed bisa kembali menaikkan secara bunga secara agresif.

Padahal, Chairman The Fed Jerome Powell pekan lalu mengisyaratkan akan melakukan moderasi kenaikan suku bunga.

Pada perdagangan Jumat lalu, indeks Dow Jones menguat 0,1% ke posisi 34.429,88. Indeks S&P 500 melemah 0,1% ke 4.071,07 sementara Nasdaq melandai 0,2% ke posisi 11.461,50.

Dalam sepekan, Nasdaq naik hampir 2,1% sementara S&P menguat 1,1% dan Dow Jones merangkak 0,2%. Ketiga bursa menguat dalam dua pekan beruntun dan fenomena ini merupakan yang pertama kalinya sejak Oktober 2022.

Managing director perdagangan saham Wedbush Securities, Michael James, mengatakan beragamnya pergerakan bursa AS pada perdagangan terakhir menunjukkan jika pelaku pasar masih optimis dengan pelonggaran kebijakan moneter The Fed ke depan.

"Pernyataan lebih dari cukup untuk mengatasi sentimen negatif dari data tenaga kerja. Pelaku pasar sangat yakin dengan pernyataan The Fed sehingga ini menopang pergerakan bursa," tutur James, dikutip dari Reuters.

Senada, wakil presiden Wells Fargo Securities Anna Han mengatakan pernyataan Powell terlalu kuat untuk diabaikan pasar sehingga data tenaga kerja AS yang kencang pun berdampak terbatas.

"Data tenaga kerja tidak cukup kuat menekan pasar setelah pernyataan Powell. Powell mengkonfirmasi jika kita akan segera melihat tren pelonggaran sehingga tekanan terhadap pasar berkurang," tutur Anna Han, dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS terus menurun tajam. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, yield surat utang pemerintah AS menyentuh 3,50%. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 19 September 2022 atau 2,5 bulan terakhir.

Dolar AS juga terus melandai. Indeks dolar pada pekan lalu ditutup melemah 104,55. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 26 Juni 2022 atau lima bulan lebih.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular