
China Effect Bikin Wall Street Ambruk, IHSG Ekstra Siaga!

Indeks acuan Amerika Serikat (AS) kompak ambruk pada awal perdagangan pekan ini (28/11/2022), di mana aksi protes di China membebani laju pasar ekuitas.
Indeks Dow Jones ditutup anjlok 1,45% ke 33.849,46 dan S&P 500 turun tajam 1,54% ke 3.963,94. Hal serupa terjadi pada Nasdaq tergelincir tajam 1,58% ke 11.049,5.
Aksi jual kemarin, didorong oleh demonstrasi yang pecah di China daratan selama akhir pekan lalu ketika orang-orang melampiaskan rasa frustasi mereka dengan kebijakan non-Covid di Beijing.
Pemerintah daerah memperketat kontrol Covid ketika kasus melonjak, meskipun awal bulan ini Beijing telah melakukan beberapa penyesuaian kebijakan yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan dibuka kembali.
Perkembangan bergema di seluruh pasar global dalam perdagangan kemarin, di mana harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) secara singkat turun ke harga terendah sejak Desember lalu.
Saham Apple anjlok 2,6% setelah kerusuhan di seluruh pabrik di China dapat berarti berkurangnya 6 juta unit iPhone Pro untuk tahun ini.
"Ketika Anda melihat Apple tidak dapat memenuhi pesanan untuk iPhone mereka karena pabrik-pabrik di China ditutup, menurut saya itu adalah contoh sempurna bagaimana satu negara dapat mempengaruhi negara lain," tutur Kepala Strategi Pasar Crossmark Global Investments Victoria Fernandez dikutip CNBC International.
"Itu hanya memiliki efek riak melalui ekonomi global ketika Anda memiliki sesuatu sebesar ekonomi China yang ditutup," tambahnya.
Pengamat pasar memperkirakan lebih banyak volatilitas ke depan karena investor mencerna serangkaian data ekonomi yang akan datang akhir pekan ini, yang akan memberikan informasi lebih lanjut tentang keadaan ekonomi AS. Rilis utama termasuk laporan pengeluaran konsumsi pribadi hari Kamis (1/12/2022), rilis laporan penggajian November yang dijadwalkan pada Jumat (2/12/2022).
Investor juga akan menantikan pidato dari Ketua Fed untuk mencari petunjuk tentang seperti apa kenaikan suku bunga di masa depan karena Fed terus berusaha untuk menurunkan angka inflasi.
(aaf/luc)