
Bulog Ngotot Impor, Apa Benar RI Kekurangan Beras?

Rata-rata indeks harga pangan FAO untuk semua jenis beras pada bulan Oktober 2022 berada di level 112,0, naik 1% dari bulan September dan sebesar 12,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Lonjakan beras pada tahun ini membuat komoditas tersebut menjadi salah satu penyumbang inflasi. Padahal, beras sudah lama tidak menyumbang inflasi.
Sepanjang 2018-2021, hanya sekali beras masuk dalam 10 penyumbang inflasi tahunan yakni pada 2018. Pada tahun tersebut, harga beras menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua setelah bensin. Lonjakan inflasi beras pada 2018 disebabkan adanya gangguan cuaca ekstrem.
Inflasi Indonesia pernah menjulang pada 2010 karena lonjakan harga beras. Inflasi pada 2010 tercatat 6,96% di mana beras menjadi penyumbang utama dengan kontribusi 1,29%.
Harga beras melonjak karena ada anomali cuaca. Harga beras bahkan melamungkan inflasi kelompok volatile hingga menyentuh 17,74% pada 2010.
Pada Oktober 2022, beras mengalami inflasi sebesar 1,13% dibanding bulan sebelumnya.
Kementerian Pertanian memperkirakan produksi gabah kering giling (GKG) pada 2022 akan menembus 55,36 juta ton atau naik 0,17% dibandingkan pada 2021.
Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2022 diperkirakan mencapai 31,89 juta ton atau naik 1,72% dibandingkan 2021.
Konsumsi beras untuk rumah tangga diperkirakan mencapai 22,65 juta ton sementara untuk non-rumah tangga mencapai 8,29 juta ton.
Pada 2021, Indonesia memproduksi 54,42 juta ton gabah GKC turun 0,43% dibandingkan pada 2020 (54,65 juta ton).
Kendati produksi turun atau hanya naik tipis, konsumsi beras juga cenderung stagnan sehingga stok mencukupi. Pada 2021, produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 31,33 juta ton di tahun 2021. Sementara itu, pada tahun 2020 sebesar 31,50 juta ton dan 2019 sebanyak 31,31 juta ton.
Dalam catatan BPS, Indonesia hanya mengimpor beras untuk jenis dan tujuan tertentu, seperti beras untuk diet atau untuk restoran. Jenis beras yang diimpor di antaranya adalah beras hom mali dan basmati.
Impor beras pada 2021 407,7 ribu ton dengan nilai US$ 183,8 juta.
Merujuk data World Economic Forum (WEF) pada 2019, Indonesia merupakan produsen terbesar beras ketiga di dunia. Total produksi beras mencapai 211,4 juta ton sementara India sebesar 177,6 juta ton kemudian Indonesia (54,6 juta ton).
Namun, konsumsi beras yang sangat besar membuat China dan Indonesia tidak mampu menjadi eksportir utama. Eksportir terbesar beras di dunia masih diduduki India, Vietnam, dan Thailand.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae)