98% Warga RI Makan Beras, Harga Mahal-Bikin Miskin Tetap Beli

mae, CNBC Indonesia
14 October 2023 10:30
Deretan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 kg di Transmart Central Park, Jakarta, Jumat (6/10/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Deretan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 kg di Transmart Central Park, Jakarta, Jumat (6/10/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terus mencetak rekor demi rekor. Kondisi ini tentu saja memberatkan bagi masyarakat Indonesia di mana 98,5% konsumsi makanan utamanya adalah beras.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan harga beras pada Jumat (13/10/2023) tercatat Rp 14.600 per kg. Harga setingggi itu belum pernah tercatat dalam PIHPSN.

Sepanjang tahun ini, harga beras sudah terbang 15,42%. Bila melihat pergerakan bulanan, harga beras juga sudah jauh melonjak bila dibandingkan dua tahun lalu.

Harga beras pada September 2021 rata-rata hanya dibanderol Rp 11.650 per kg tetapi pada Oktober 2023 sudah mencapai Rp 14.400/kg. Artinya, dalam dua tahun, harganya sudah terbang 23,6%.

Harga beras mulai melesat sejak Agustus tahun lalu dan terus melesat hingga kini. Bekurangnya pasokan, gangguan panen, kekeringan, serta kebijakan larangan ekspor dari sejumlah negara membuat harga beras mencetak rekor demi rekor. Kendati harganya terus melonjak, konsumsi akan beras justru terus meningkat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi beras di dalam negeri juga terus naik. Susenas BPS September 2022 menunjukkan 98,35% rumah tangga di Indonesia mengonsumsi beras.

Konsumsi beras ketan hanya 1,94% sementara jagung hanya 13,3%. Data juga menunjukkan per September 2023, rata-rata konsumsi beras per kapita di Indonesia, baik lokal, kualitas unggul, maupun impor, tercatat mencapai 6,81 kg per bulan. Konsumsi tersebut meningkat 0,87% dibandingkan September 2021 dimana konsumsi Beras sebanyak 6,75 kg/kapita/bulan.

Di mana, masyarakat perkotaan mengonsumsi 6,37 kg per bulan, sedangkan masyarakat pedesaan lebih banyak lagi, yaitu 7,41 kg per bulan.

Dari data BPS, hanya ada enam komoditas yang memiliki porsi konsumsi di atas 90% yakni beras, garam, bawang merah, minyak goreng, bawang putih, dan gula pasir.

Data BPS menunjukkan total produksi padi di Indonesia selama 2022 sekitar 54,75 juta ton gabah kering giling (GKG) atau meningkat sebesar 333,68 ribu ton (0,61%) dibandingkan 2021.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi pada 2022 setara dengan 31,54 juta ton beras, atau meningkat sebesar 184,50 ribu ton (0,59%) dibandingkan dengan produksi beras pada 2021.  
Konsumsi ini menempatkan Indonesia sebagai konsumen besar terbesar di dunia setelah China, India, dan Bangladesh.

Besarnya konsumsi beras berimbas pula pada peranan beras dalam mendongkrak pembentukan inflasi serta angka kemiskinan. Bobot beras dalam perhitungan inflasi makanan terbilang besar yakni 3,33%.

Beras juga menjadi penyumbang kemiskinan nomor satu di Indonesia mengingat 75% pengeluaran warga miskin Indonesia dihabiskan untuk makanan di mana beras mendominasi.
Dari pembentuk angka kemiskinan, beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 19,35% di perkotaan dan 23,73% di perdesaan.

Data BPS juga menunjukkan tujuh komoditas penyumbang inflasi terbesar tahunan pada 2022 adalah bensin dengan andil/sumbangan inflasi sebesar 1,15% disusul kemudiian dengan bahan bakar rumah tangga (0,30%). Berikutnya terdapat tarif angkutan udara (0,27%), beras (0,19%), rokok kretek filter (0,16%), telur ayam ras (0,13%, dan kontrak rumah (0,12%).

Harga Rata-Rata Beras Premium di Provinsi. (Dok. panelharga.badanpangan)Foto: Harga Rata-Rata Beras Premium di Provinsi. (Dok. panelharga.badanpangan)
Harga Rata-Rata Beras Premium di Provinsi. (Dok. panelharga.badanpangan)

Sumbangan besar inflasi dari bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif sudah diperkirakan. Pasalnya, pemerintah menaikkan harga BBM pada awal September dan harga gas pada Jul 2022.
Lonjakan harga energi juga membuat maskapai mau tidak mau menaikkan tiket pesawat.
Namun, inflasi beras pada tahun ini terbilang mengejutkan. Sepanjang 2018-2021, hanya sekali beras masuk dalam 10 penyumbang inflasi tahunan yakni pada 2018.

Pada tahun tersebut, harga beras menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua setelah bensin.
Lonjakan inflasi beras pada 2018 disebabkan adanya gangguan cuaca ekstrem.

Harga beras masih menjadi penyumbang inflasi terbesar sepanjang tahun ini karena harganya yang terus melonjak. Beras menjadi pemicu inflasi terbesar di hampir sepanjang bulan ini.
Inflasi harga beras bahkan tembus 13,76% (year on year/yoy) pada Agustus 2023. Inflasi ini adalah yang tertinggi sejak Juni 2012 atau 11 tahun lebih. Menurut data BPS, pada Juni 2012, inflasi harga beras saat itu mencapai 16,22%. 
Beras juga masih menjadi penyumbang inflasi terbesar pada September 2023 dengan andil inflasi 0,18%

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation