
KTT G20 Berakhir, IHSG Bisa Dapat Berkah Apa Hari Ini?

Investor dan pelaku pasar patut menyimak sejumlah isu penting yang dapat menjadi sentimen pasar utama perdagangan pekan ini, mulai dari keberlangsungan KTT G20 hingga kebijakan moneter BI.
Pertama, tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan Selasa (15/11) waktu setempat. Penguatan di awal perdagangan terjadi setelah laporan lain mengisyaratkan bahwa inflasi bisa melambat lebih cepat, menghidupkan kembali optimisme investor dan reli di pasar ekuitas.
Indeks Harga Produsen (IHP) naik 0,2% untuk bulan Oktober, lebih landai dari perkiraan konsensus yang semula mengharapkan kenaikan 0,4%. Laporan menjadi data penunjang krusial setelah indeks harga konsumen (IHK) pekan lalu menunjukkan tanda-tanda tekanan inflasi mulai mereda bulan lalu, yang berkontribusi pada reli tajam pasar ekuitas AS pekan lalu.
Kedua, sentimen yang patut dicermati yakni gelaran KTT G20 yang akan berakhir hari ini, Rabu 16 November 2022.
Senin lalu, Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping untuk pertama kalinya bertemu secara langsung dalam kapasitas sebagai pemimpin negara. Sebelumnya Biden pernah bertemu dengan Xi kala menjabat sebagai Wapres AS. Sedangkan sejak resmi dilantik awal 2021 lalu, Biden hanya berkomunikasi dengan Xi lewat panggilan telepon dan video, karena kendala pandemi yang masih ganas.
Mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger" sejumlah bahasan penting mulai dari keamanan pangan hingga transformasi digital akan didiskusikan oleh pemimpin negara ekonomi utama dunia.
Pertemuan historis dua pemimpin dunia ekonomi terbesar tersebut direspons positif oleh pasar dengan bursa global ramai-ramai menguat pada perdagangan kemarin. Biden dan Xi semakin aktif berkomunikasi untuk menghentikan hubungan bilateral yang kian suram antara Washington dan Beijing, menginstruksikan para pejabat untuk melanjutkan pembicaraan yang macet tentang prioritas global utama.
Meski demikian, kedua negara tersebut juga ikut mengakui adanya sederet ketidaksepakatan mendalam yang dapat mengganggu upaya tersebut.
Pertemuan historis ini juga cukup krusial, mengingat ketegangan antanya China-AS dapat menyeret ekonomi global dan pasar keuangan secara luas. Saat ini kedua negara tersebut akan mencoba mencari jalan tengah dan masih berseteru di banyak bidang mulai dari teknologi terkait chip hingga perselisihan yang kian runyam terkait independensi Taiwan.
Dalam gelaran KTT G20 ini, sejumlah investasi raksasa telah diumumkan, termasuk dari AS dan sejumlah negara maju lain yang siap mengucurkan US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun untuk membantu pemerintah mempercepat transisi menuju energi hijau dan memensiunkan PLTU dan yang diperkirakan akan memakan biaya besar.
Sejumlah ketentuan perjanjian masih belum dijelaskan secara rinci, termasuk apakah bunga yang diberikan menguntungkan bagi Indonesia, pihak bank pendana atau keduanya. Paket investasi ini meniru model yang mirip dengan kesepakatan tahun lalu antara AS dan Afrika Selatan.
Kemarin Jokowi juga mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur bakal mendatangkan investasi US$ 20,8 miliar atau setara dengan Rp 322,44 triliun (asumsi kurs Rp 15.502).
Pertemuan dua hari KTT G20 - 19 negara dan Uni Eropa - biasanya ditutup dengan konsensus untuk tindakan kolektif. Hari ini, pemimpin negara G20 secara kolektif diharapkan mengeluarkan pernyataan komitmen bersama antar para anggota, meskipun deklarasi tersebut tidak mengikat secara hukum.
Ketiga, investor secara juga perlu mencermati dengan seksama manuver kebijakan moneter yang akan diumumkan Bank Indonesia (BI) Kamis (17/11) mendatang. Konsensus Trading Economics memprediksikan BI mulai 'bersantai' dengan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps), lebih rendah dari dua siklus sebelumnya yang masing-masing dikerek 50 bps. Kenaikan ini membawa tingkat suku bunga acuan naik dari 4,75% menjadi 5%.
Agresif tidaknya BI akan berdampak langsung bagi rupiah, di mana jika BI melunak dan The Fed tetap bersikukuh memperpanjang pandangan hawkish-nya, tekanan terhadap mata uang Garuda bisa semakin parah. Konsensus analis, mengharapkan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, Federal Funds Rate, sebanyak 50 bps. Hal ini akan semakin mempersempit spread suku bunga acuan.
Sementara tingkat suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility di proyeksi akan naik yang masing-masing sebesar 25 bps menjadi 4,25% dan 5,75%.
Kemudian dari ranah global, investor juga patut menyimak sejumlah data makro penunjang mulai dari tingkat pengangguran di Inggris dan Italia, indeks harga rumah di China dan data penjualan ritel AS yang dapat menjadi proksi bagi kondisi perekonomian global.
Sentimen terakhir yang juga patut dicermati adalah saga kehancuran bursa kripto FTX. Saat ini CEO perusahaan telah mengundurkan diri dan diikuti oleh pendaftaran perusahaan ke pengadilan kebangkrutan AS. Miliar dolar uang investor kripto diperkirakan lenyap akibat kelalaian ini dan diprediksi bakal mengirim hentakan ke pasar keuangan secara luas, khususnya pasar kripto. Masih belum diketahui secara pasti seberapa besar dampak yang akan terjadi ke pasar ekuitas dan keuangan secara umum, mengingat saat ini kasus tersebut masih berlangsung.
Namun apabila saga ini ikut menyeret sejumlah nama besar lain, investor dan pelaku pasar wajib mewaspadai potensi penularan ke pasar keuangan yang lebih luas.
(fsd/sef)