Polling CNBC Indonesia

Kengerian yang Disebut Jokowi Nyata, Nih Bukti Terbaru di RI!

Maesaroh, CNBC Indonesia
14 November 2022 12:10
Pekerja dengan menggunakan alat berat melakukan bongkar muat Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/8/2022). (CNBC Indoensia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja dengan menggunakan alat berat melakukan bongkar muat Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/8/2022). (CNBC Indoensia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak perlambatan ekonomi global dan ancaman resesi global sudah merembet ke jalur perdagangan. Ancaman resesi seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperlambat aktivitas perdagangan global sehingga neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 pun menyusut.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Oktober sebesar US$ 4,50 miliar. Surplus jauh lebih rendah dibandingkan September 2022 yang mencapai US$ 4,99 miliar.

Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan tumbuh 11,74% (year on year/yoy) sementara impor meningkat 23,62%.



Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 30 bulan beruntun.  Sebagai catatan, nilai ekspor September 2022 mencapai US$ 24,80 miliar atau melonjak 20,28% (yoy). Impor tercatat US$ 19,81 miliar atau melesat 22,01% (yoy).

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Oktober 2022 pada Selasa (15/11/2022).

Melandainya neraca perdagangan dan ekspor tercermin dari menurunnya cadangan devisa (cadev). Cadev Indonesia tercatat US$ 130,2 miliar, turun US$ 600 juta dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2022.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan meningkatnya risiko resesi membuat permintaan global melambat. Harga sejumlah komoditas andalan Indonesia juga banyak yang melandai.

"Kenaikan harga komoditas tertahan karena meningkatnya kekhawatiran resesi global. Kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang ketat dikhawatirkan membuat ekonomi global melemah. Ini akan berisiko kepada kinerja ekspor," tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.

Merujuk data Refinitiv, rata-rata harga batu bara melandai ke US$ 389,78 per ton pada Oktober, dari US$ 430,8 per ton pada September.

Batu bara menyumbang ekspor 19% dari total ekspor Indonesia sehingga pelemahan harga batu bara akan berimbas kepada kinerja ekspor secara keseluruhan.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan pelemahan ekspor juga disebabkan melambatnya perekonomian mitra dagang utama Indonesia.

Seperti diketahui, ekspor China ke seluruh dunia pada Oktober melandai 0,3% (year on year(yoy)) dan ambruk 7,5% (month to month/mtm).  Kondisi ini berbanding terbalik dengan kenaikan 5,7% (yoy) pada September.
Sementara itu, total permintaan impor barang China pada Oktober melandai 0,7% (yoy) dan ambruk 10,4% (mtm).

Kantor kepabeanan China mencatat impor dari Indonesia pada Oktober tercatat US$ 6,76 miliar, turun dibandingkan yang tercatat pada Spetember yakni US$ 7,82 miliar.

Indeks aktivitas manufaktur Purchasing Manufacturing Index (PMI Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang menjadi pasar utama ekspor Indonesia juga melemah.

PMI Manufaktur Jepang melambat menjadi 50,7 pada Oktober, dari 50,8 pada September. PMI Manufaktur AS melambat dari 52 pada September menjadi 50,4 pada Oktober.

Faisal mengatakan neraca perdagangan juga akan menyusut karena pertumbuhan impor lebih kencang.

"Kemungkinan akan ada impor yang dimajukan untuk persiapan akhir tahun. Pemulihan ekonomi domestik juga terus terakselerasi yang menunjukkan membaiknya permintaan domestik," tutur Faisal.

Dalam catatan BPS, impor Indonesia terutama konsumsi biasanya terus merangkak naik karena produsen menyiapkan adanya lonjakan permintaan akhir tahun. Impor BBM juga biasanya meningkat karena peningkatan penggunaan BBM selama libur akhir tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA




(mae/mae) Next Article Impor Melonjak Jelang Puasa, Surplus Dagang Diramal Menyusut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular