Review Sepekan

Harga Batu Bara Terjun Bebas! Ambles Lebih dari 14%

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
13 November 2022 11:30
FILE PHOTO: A tug boat pulls a coal barge along the Mahakam River in Samarinda, East Kalimantan province, Indonesia, March 2, 2016. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal acuan global Newcastle kontrak Desember terkoreksi tajam lebih dari 14% di sepanjang pekan ini. Apa pemicunya?

Menurut data Refinitiv, harga batu bara telah melandai sejak awal pekan ini, sebelum akhirnya berhasil menguat tipis pada perdagangan Jumat (11/11).

Pada Jumat (11/11), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berakhir di US$ 299,5/ton. Melesat 3,49% dibandingkan sehari sebelumnya. Namun, posisi tersebut masih menjadi level terendah sejak 11 April 2022 atau tujuh bulan terakhir.

Pekan ini, harga batu bara membukukan penurunan tajam 14,18%. Secara bulanan, harga batu bara juga terpuruk 15,88%, meski masih melesat 97,36% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Harga batu bara yang terkoreksi pada awal pekan ini, tertekan oleh sejumlah katalis negatif mulai dari perlambatan ekonomi China, pelemahan harga gas, hingga proyeksi cuaca musim dingin di Eropa yang diprediksi akan lebih hangat.

Kembali meledaknya kasus Covid-19 di China membuat Beijing memperketat mobilitas di sejumlah wilayah. Kondisi ini diperkirakan akan berimbas besar kepada aktivitas ekonomi dan permintaan batu bara.

Indonesia adalah eksportir terbesar untuk batu bara thermal yang biasa digunakan untuk pembangkit.

Dilansir dari Reuters, impor batu bara China hanya mencapai 29,18 juta ton pada Oktober 2022. Jumlah tersebut anjlok 11,7% dibandingkan pada September 2022 yang tercatat 33,05 juta ton. Padahal, impor batu bara China biasanya meningkat pada Oktober mengingat bulan tersebut adalah adalah periode pengisian pasokan batu bara.

Selain itu, harga gas Eropa terpantau terus melandai. Seperti diketahui, batu bara merupakan alternatif bahan baku energi ketika gas sedang mahal. Sehingga ketika harga gas melandai, permintaan akan batu bara akan menurun. 

Di sisi lainnya, persediaan gas di Jerman juga telah mencapai 99% dari kapasitas, sehingga permintaan akan si 'pasir hitam' tentu akan berkurang. Storage batu bara di pelabuhan utama Eropa ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) ada di level tertingginya dalam tiga minggu terakhir.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Eropa Digantung Putin, Harga Batu Bara Diramal Naik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular