Newsletter

Wall Street Bangkit dari 'Sadtember', IHSG Siap Tancap Gas?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
04 October 2022 06:10
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Indeks acuan Amerika Serikat (AS) kompak pulih pada awal kuartal IV-2022 (03/10/2022), karena imbal hasil (yield) obligasi menurun dari rekor tertingginya.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 2,66% ke 29.490,89 dan S&P 500 naik tajam 2,59% ke 3.678,43. Sementara Nasdaq menguat 2,27% ke 10.815,44.

Posisi penutupan indeks Dow Jones menjadi level penutupan terbaiknya sejak 24 Juni 2022, sedangkan posisi penutupan indeks acuan S&P 500 menjadi yang terbaiknya sejak 27 Juli 2022.

Pulihnya bursa Wall Street terjadi setelah yield obligasi tenor 10 tahun menurun dan diperdagangkan sekitar 3,65%, setelah sempat menyentuh rekor tertingginya hingga 4% pekan lalu.

"Ini cukup sederhana pada titik ini, yield obligasi tenor 10 tahun naik dan ekuitas kemungkinan akan tetap di bawah tekanan, tapi ketika yield turun dan ekuitas akan menguat" tutur Analis Raymond James Travis McCourt dikutipĀ CNBC International.

Bursa saham Wall Street berusaha keluar dari penurunannya selama September 2022, di mana indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami terkoreksi tajam secara bulanan terbesar sejak Maret 2020.

Pada perdagangan Jumat (30/9) pekan lalu, indeks Dow Jones juga ditutup di bawah level 29.000 untuk pertama kalinya sejak November 2020.

Di sepanjang September 2022, indeks Dow Jones melemah tajam 8,8%, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing sebesar 9,3% dan 10,5%.

Secara kuartalan, indeks Dow Jones ambruk 6,6% dan mengalami penurunan selama tiga kuartal beruntun untuk pertama kalinya sejak kuartal III-2015. Senasib, indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot masing-masing sebesar 5,28% dan 4,11% dan terkoreksi selama tiga kuartal beruntun pada tahun ini. Hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya sejak 2009.

Menurut Kepala Strategi Investasi CFRA Sam Stovall bahwa reli pada perdagangan Senin (03/10) tidak mengejutkan mengingat bagaimana pasar oversold.

"Karena S&P 500 turun lebih dari 9% pada September 2022, ISM lebih lemah dari yang diharapkan, begitu pula untuk pengeluaran konstruksi. Pasar menduga mungkin The Fed tidak akan agresif. Akibatnya, kita melihat yield obligasi turun dan dolar melemah. Faktor-faktor itu berkontribusi pada pergerakan yang kita lihat hari ini," tambah Stovall.

Stovall juga menyatakan bahwa secara historis kuartal empat merupakan salah satu kuartal terbaik dan mencatat bahwa reli di akhir tahun lebih kuat.

(aaf/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular