Newsletter

'Hantu' Resesi Gentayangan, Pasar Keuangan RI Siaga 1!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
27 September 2022 06:10
Money Changer
Foto: Petugas menhitung uang asing di penukaran uang DolarAsia, Blok M, Jakarta, Senin, (26/9/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Kondisi yang lebih suram datang dari pasar keuangan lain, di mana kemarin nilai tukar rupiah merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/9/2022). Dolar AS yang perkasa, ditambah dengan gejolak mata uang di Eropa membuat rupiah menembus ke atas Rp 15.000/US$.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,1% ke Rp 15.050/US$. Setelahnya jeblok hingga 0,63% ke Rp 15.130/US$, dan pada penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 15.125/US$, melemah 0,6% di pasar spot.

Dolar AS memang sedang menunjukkan keperkasaannya. Indeks dolar AS pada perdagangan Jumat lalu juga meroket hingga 1,65% ke 113,192, menjadi yang tertinggi sejak Mei 2002. Dalam sepekan, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat 3,12%.

Sama dengan yang terjadi di pasar ekuitas, perkasanya dolar AS tidak lepas dari The Fed (bank sentral AS) yang menegaskan akan terus agresif menaikkan suku bunga sampai tahun depan. Targetnya, hingga inflasi kembali ke 2%.

Alhasil,yieldobligasi AS (Treasury) melesat naik. Hal ini memicu capital outflow yang masih dari pasar obligasi dalam negeri. Bank Indonesia (BI) mencatat hingga 22 September 2022 dana asing yang kabur mencapai Rp 148,11 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Sementara pada rentang waktu 19-22 September, beberapa saat sebelum The Fed mengumumkan kebijakan moneter dana asing yang kabur sebanyak Rp 3,80 triliun di pasar SBN yang membuat rupiah tertekan.

Selain itu, dolar AS yang menyandang statusĀ safe havenĀ kini tengah jadi primadona, sebab ada risiko Eropa akan mengalami krisis mata uang. Nilai tukar poundsterling jeblok ke rekor terlemah sepanjang sejarah pada perdagangan kemarin.

(aum/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular