Newsletter

Aura Negatif di Mana-Mana, IHSG Rawan Terkoreksi Hari Ini

Feri Sandria, CNBC Indonesia
21 September 2022 06:00
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Saat Memberikan Keterangan Pers terkait Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Saat Memberikan Keterangan Pers terkait Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Kamis (18/8/2022). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Pertemuan The Fed atau yang lebih dikenal sebagai FOMC telah dimulai sejak hari ini atau Selasa waktu AS dan akan berakhir besok dan diumumkan pada hari Kamis (21/9) dini hari waktu Indonesia.

Mengacu pada alat ukur FedWatch, pasar memprediksi peluang The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) menjadi sebesar 80%. Sementara sisanya memproyeksikan The Fed akan lebih agresif lagi dengan menaikkan suku bunga sebesar 100 bps menjadi 3,25%-3,5%.

Pandangan hawkish tersebut terjadi setelah rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Agustus 2022 berada di 8,3% secara tahunan (yoy). Meskipun melandai dari bulan sebelumnya di 8,5%, tapi posisi tersebut masih berada di atas prediksi analis, dengan inflasi inti malah tercatat naik.

Selain The Fed, besok pagi bank sentral Jepang (BoJ) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga yang diprediksi tetap ditahan di level ultra rendah.

Lalu siangnya Bank Indonesia yang akan mengumumkan tingkat suku bunga baru yang diprediksi diperketat naik seperempat poin presentase. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini. Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.

Sebanyak 12 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,00% sementara dua lembaga/institusi memproyeksi kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.

Lonjakan inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi dan tren kenaikan suku bunga di tingkat global menjadi pertimbangan BI untuk mengerek BI7DRR.

Negara Asia Tenggara lain yakni Filipina juga akan mengumumkan tingkat suku bunga di waktu yang berdekatan dan diperkirakan akan naik hingga 50 bps.

Kemudian besok sing - pagi waktu setempat, juga terdapat sejumlah bank sentral negara Eropa yang akan mengumumkan tingkat suku bunga baru. Bank sentral Swiss (SNB) diperkirakan akan menaikkan suku bunganya secara agresif sebanyak 75 bps dan kembali ke zona positif pertama kali dalam sepuluh tahun lebih. Lalu ada Bank sentral Norwegia yang diprediksi akan menaikkan suku bunga untuk ketujuh kali sejak pandemi ke level tertinggi baru dalam lebih dari satu dekade.

Terakhir besok malam giliran bank sentral Inggris (BoE) yang dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneter baru dengan suku bunga diperkirakan naik 50 bps ke level tertinggi baru sejak krisis keuangan global 2008.

Mayoritas suku bunga global yang meningkat tajam berpotensi menyebabkan resesi, dengan sejumlah organisasi besar seperti Bank Dunia telah mewanti-wanti.

(fsd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular