Newsletter

Tok! ECB Naikan Suku Bunga, Era Suku Bunga Rendah 'The End'?

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 09/09/2022 06:10 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah sukses menguat kemarin. Namun pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih dibayangi pelemahan meski tipis.

IHSG ditutup menguat 0.63% di 7.232 pada sesi II. Meskipun penguatan IHSG terpangkas dibandingkan di sesi I yang melesat 1,04% tetapi IHSG bergerak konsisten di zona hijau sejak perdagangan dibuka.

IHSG kembali mempertahankan posisinya di atas level psikologis 7.200 setelah sebelumnya sempat terlempar dari level tersebut. Aliran dana asing bernilai jumbo masih saja membanjiri pasar saham RI yang turut mengerek naik kinerja indeks.

Asing mencatatkan net buy senilai Rp 1,06 triliun di pasar reguler. Jika diakumulasikan sejak awal tahun, asing net buy jumbo sebesar Rp 65,2 triliun.

Dengan inflow sebesar itu, wajar saja jika IHSG menjadi primadona di kawasan Asia. Di mana return hampir 10% sepanjang tahun ini.

Saham-saham blue chip masih menjadi incaran asing pada perdagangan kemarin. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menjadi yang paling banyak diborong asing dengan nilai net buy lebih dari Rp 100 miliar.

Berbeda nasib dengan IHSG yang terus reli, pasar SBN yang lebih rendah risikonya justru diwarnai dengan koreksi. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun yang menjadi acuan konsisten mengalami kenaikan sejak pekan terakhir bulan Agustus lalu.

Yield SBN 10 tahun kemarin naik 1 basis poin (bps) dan ditutup di 7,21%. Kenaikan yield mengindikasikan bahwa harga SBN sedang melemah. Kini yield SBN 10 tahun berada di posisi tertingginya dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Sementara itu di pasar spot, nilai tukar rupiah sukses melibas dolar AS dengan penguatan 0,13%. Rupiah pun ditutup di Rp 14.895/US$. Salah satu sentimen positif yang menjadi penggerak aset berisiko seperti saham (IHSG) datang dari dalam negeri.

Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di bulan Agustus 2022 mengalami kenaikan 1,5 poin di banding bulan Juli menjadi 124,7.

IKK yang menunjukkan bahwa konsumen domestik masih tetap optimis menjadi leading indicator bahwa kondisi ekonomi RI masih sehat meskipun menghadapi gempuran dari sisi eksternal.


(trp/trp)
Pages