ECB Jadi Naikin Suku Bunga 75 bps, Wall Street Malah Flat

Tri Putra, CNBC Indonesia
08 September 2022 21:56
FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks saham Wall Street dibuka melemah di awal perdagangan Kamis (8/9/2022). Namun, seiring dengan berjalannya waktu, indeks mencoba untuk rebound. Pada 21.30 WIB atau satu jam setelah perdagangan dibuka ketiga indeks acuan Bursa New York flat.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah tipis 0,02%, sedangkan indeks Nasdaq Composite terpantau melemah 0,07%.

Namun, saham tetap dalam tren turun secara keseluruhan karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve mendorong beberapa investor menjauh dari bagian pasar yang lebih berisiko.

"Risiko resesi meningkat dan kami telah bergerak lebih defensif dalam portofolio kami sebagai hasilnya. Namun, inflasi yang tinggi berarti bahwa strategi 'risk off' tradisional seperti uang tunai dan obligasi pemerintah dapat menciptakan hambatan pada pengembalian total," Lauren Goodwin, ekonom dan ahli strategi portofolio di New York Life Investments, melansir CNBC International.

"Kami sepenuhnya berinvestasi dalam portofolio kami, menggunakan taruhan selektif dalam posisi risiko netral secara keseluruhan untuk membangun ketahanan terhadap volatilitas dan inflasi. Di lengan ekuitas kami, ini termasuk kelebihan yang kuat untuk menilai ekuitas dan pembayar dividen, "tambah Goodwin.

Sebelum Wall Street dibuka, bank sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps).

Kenaikan tersebut sesuai dengan ekspektasi mayoritas pelaku pasar. Namun dalam pernyataannya ECB memberikan sinyal bahwa ke depan kenaikan suku bunga acuan masih akan terus dilanjutkan mengingat laju inflasi yang masih jauh dari sasaran target.

"Langkah besar ini mengawali transisi dari tingkat kebijakan yang sangat akomodatif yang berlaku ke tingkat yang akan memastikan pengembalian inflasi tepat waktu ke target jangka menengah 2% ECB," katanya dalam sebuah pernyataan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! The Fed Diprediksi Tetap Agresif, Wall Street Jeblok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular