Newsletter

Resesi Dunia Ibarat Obat, Pahit Tapi Bikin Sehat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 September 2022 05:59
Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Wall Street jeblok 4 hari beruntun lagi-lagi akan mengirim sentimen negatif ke IHSG dan pasar finansial Indonesia. Meski demikian, IHSG sepanjang tahun ini sangat sering bergerak berlawan arah.

Windfall dari tingginya harga komoditas membuat perekonomian Indonesia lebih kuat, yang membuat investor asing terus mengalirkan modalnya ke pasar saham.

Tercatat sepanjang tahun ini investor asing melakukan beli bersih (net buy) di Bursa Efek Indonesia senilai Rp 66,4 triliun.

Dari dalam negeri, selain penantian pengumuman kenaikan Pertalite dan Solar, rilis data purchasing managers' index (PMI) manufaktur serta inflasi juga akan menjadi perhatian. Pada Juli, PMI manufaktur tercatat sebesar 51,3, naik dari bulan sebelumnya 50,2.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, di bawah 50 artinya kontraksi.

Sektor manufaktur Indonesia sudah 11 bulan beruntun berekspansi, jika berhasil diperpanjang lagi bahkan dengan lebih tinggi, tentunya akan menjadi sentimen positif bagi pasar finansial.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data indeks harga konsumen (IHK). Bukan inflasi tapi diperkirakan terjadi deflasi pada Agustus.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan pergerakan IHK pada Agustus akan turun atau mencatatkan deflasi sebesar -0,11% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Jika ramalan ini benar maka ini akan menjadi deflasi pertama sejak Februari 2022.

Namun, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) masih akan tinggi dan menembus 4,83% pada Agustus, melandai dari sebelumnya 4,94%.

Inflasi kini menjadi masalah utama di perekonomian dunia. Inflasi yang terlalu tinggi bisa berdampak buruk ke daya beli masyarakat. Di Indonesia inflasi pangan yang menjadi perhatian. Sebab pada bulan Juli kenaikannya lebih dari 11% dan menjadi yang tertingggi dalam 8 tahun terakhir.

Sehingga, ketika terjadi deflasi bisa menjadi angin segar, dan bisa menjadi sentimen positif ke pasar finansial. 

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Resesi Obat Penawar Inflasi

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular