Newsletter

Deg-degan! Harga BBM & MH Thamrin Pengaruhi IHSG Hari Ini

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 August 2022 06:15
Financial Markets Wall Street
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street pada perdagangan pekan lalu terpantau melemah, setelah beberapa pekan mencatatkan penguatan.

Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,16%, S&P 500 ambles 1,21%, dan Nasdaq Composite ambruk 2,62%.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, Dow Jones ditutup merosot 0,86% ke posisi 33.706,738, S&P 500 ambles 1,29% ke 4.228,48, dan Nasdaq anjlok 2,01% menjadi 12.705,21.

Penghentian reli musim panas di Wall Street terjadi setelah dirilisnya risalah dari pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) edisi Juli dan komentar dari The Fed St. Louis, James Bullard yang mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan masih melanjutkan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, meredam harapan investor sebuah perlambatan dari kenaikan suku bunga.

Terlepas dari pergerakan pekan lalu, banyak investor dan trader menahan harapan untuk bangkit kembali.

"Saya tidak mengharapkan pembalikan total kembali ke posisi terendah Juni atau sesuatu seperti itu, namun, ketidakstabilan yang kita lihat hari ini dan minggu ini mencerminkan banyak kasus penurunan yang ada di luar sana," kata FBB Capital Partners, Mike Bailey, sebagaimana dikutip dari CNBC International.

"Saya pikir melihat perdagangan pasar menyamping atau melihat sedikit jeda dalam reli itu pasti masuk akal berdasarkan beberapa fakta yang kita lihat di luar sana," tambah Bailey.

Sementara itu menurut analis lainnya, meski pasar kembali lesu, tetapi sejatinya masih sehat dan cenderung hanya berkonsolidasi, setelah beberapa pekan mencatatkan penguatan.

"Pasar sedikit berkonsolidasi pekan ini, sedikit flip-flooping...menurut saya ini masih menjadi pasar yang sehat," tutur Analis Teknik Wellington Shields Frank Gretz, dilansir dari CNBC International.

Di lain sisi, sekitar US$ 2 triliun nilai nosional kontrak opsi sudah berakhir pada Jumat lalu. Kedaluwarsa opsi dapat menambah volatilitas ke pasar karena beberapa pemegang mungkin terpaksa memindahkan posisi mereka.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) naik lebih tinggi pada perdagangan Jumat lalu, karena investor masih mencerna rilis data hari sebelumnya, yang menunjukkan klaim pengangguran merayap lebih rendah di bawah ekspektasi.

Yield Treasury tenor 10 tahun yang menjadi benchmark naik 9 bp menjadi 2,972%. Sedangkan yield Treasury tenor 30 tahun juga naik 7,5 bp menjadi 3,216%.

Sebelumnya, data Klaim pengangguran mencapai 250.000 untuk pekan yang berakhir 13 Agustus, turun 2.000 dari pekan sebelumnya.

The Fed sedang mempertimbangkan untuk kembali menaikan suku bunga besar pada rapat edisi September. Presiden The Fed St. Louis, James Bullard mengatakan bahwa dia tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa inflasi telah mencapai puncaknya.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular