Newsletter

Ada Tekanan dari Segala Sisi, IHSG Kudu Waspada!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
08 August 2022 06:00
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: REUTERS/FLORENCE LO

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street pada perdagangan pekan lalu mencatatkan penguatan meski rilis data tenaga kerja AS melampaui ekspektasi pasar, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya pada September.

Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik tipis 0,02%. Sementara, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite terapresiasi yang masing-masing sebesar 0,36% dan 2,01%.

Pada perdagangan Jumat (5/8) pekan lalu, ketiga indeks utama berakhir beragam, di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir menguat 76,65 poin atau 0,23%. Sedangkan, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite melemah masing-masing 0,16%, dan 0,5%.

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat ada sebanyak 528.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farming payroll/NFP) tercipta di AS pada bulan lalu. Angka ini lebih tinggi dari periode sebelumnya yakni Juni lalu yang sebesar 398.000.

Hal tersebut juga melampaui ekspektasi analis Dow Jones yang memprediksikan hanya 258.000 pekerjaan.

Sementara angka pengangguran turun tipis ke 3,5% dari 3,6%. Pertumbuhan upah juga meningkat 0,5% secara bulanan dan 5,2% secara tahunan. Hal tersebut memberikan sinyal bahwa inflasi yang tinggi masih akan tetap menjadi masalah.

Laporan tersebut sangat penting karena dijadikan data masukan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelum memutuskan seberapa banyak kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya pada September.

Dengan masih positifnya data ketenagakerjaan AS pada bulan lalu, bukan tidak mungkin The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif.

 

(aaf/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular