Newsletter

Tok! The Fed Naikkan Suku Bunga 75 bps, Apa Dampaknya ke RI?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
28 July 2022 05:59
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Indeks acuan Amerika Serikat (AS) melonjak tajam pada perdagangan Rabu (27/7/2022) waktu New York setelah Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga 75 bps yang telah diantisipasi pasar untuk melawan inflasi. Meski demikian sentimen positif datang dari bank sentral AS yang mengisyaratkan bahwa ke depannya laju kenaikannya suku bunga dapat melambat.

S&P 500 menguat 2,62%, sedangkan indeks saham blue chip AS Dow Jones Industrial Average naik 1,37%. Nasdaq Composite yang padat teknologi menjadi indeks dengan kinerja terbaik atau melonjak 4,06%. Ketiga indeks tersebut selalu bergerak di zona hijau dan naik signifikan setelah pidato Jerome Powell membuka peluang bagi kenaikan suku bunga yang lebih rendah apabila didukung oleh data ekonomi yang relevan.

Meski mengalami reli tinggi, Investor masih tetap khawatir bahwa upaya berkelanjutan bank sentral untuk menurunkan inflasi dapat mendorong ekonomi ke jurang resesi, atau bahkan mungkin sudah berada dalam resesi. Kekhawatiran itu mereda Rabu setelah Powell mengatakan dia tidak berpikir AS saat ini dalam resesi, menambahkan bahwa "ada terlalu banyak area ekonomi yang memiliki kinerja sangat baik."

Pembacaan PDB kuartal kedua akan dirilis malam ini pukul 19.30 WIB. Pemahaman umum paling dasar tapi tidak ofisial adalah resesi terjadi ketika dalam dua kuartal beruntun pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi. Kendati demikian Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) AS, wasit resmi yang mengumumkan resesi, menggunakan beberapa faktor lain, di luar kontraksi ekonomi di dua kuartal beruntun, untuk menentukan apakah ekonomi telah mengalami resesi.

Secara resmi, NBER mendefinisikan resesi sebagai "penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung lebih dari beberapa bulan." Para ekonom biro tersebut bahkan mengaku tidak menggunakan produk domestik bruto sebagai barometer utama.

Pada pembacaan PDB malam ini, ekonomi AS diperkirakan mengalami ekspansi tipis dengan konsensus Trading Economics memproyeksi akan tumbuh 0,5%. Sebelumnya pada kuartal pertama tahun ini pertumbuhan ekonomi AS mengalami kontraksi 1,6%.

Wall Street memulai perdagangan di zona hijau setelah mendapat dorongan dari kinerja positif perusahaan teknologi. Saham Alphabet naik 7,7% setelah laporan kuartalan menunjukkan pendapatan yang kuat dari bisnis mesin pencari Google. Microsoft naik 6,7% setelah melaporkan lonjakan 40% dalam pertumbuhan pendapatan untuk Azure dan layanan cloud.

Perusahaan ritel juga mengalami reli karena kekhawatiran akan inflasi melunak dengan sejumlah ekonom berpandangan inflasi AS telah mencapai puncak. Walmart, yang memimpin penurunan pada perdagangan sehari sebelumnya, kini naik 3,8%. Kohl's, Ross Stores, dan Costco masing-masing menguat lebih dari 2%.

Sebelumnya, bursa Eropa juga kompak ditutup menguat. Selain pasar ekuitas, mayoritas kelas aset lainnya juga mencatatkan kinerja positif, termasuk aset berisiko tinggi, kripto, yang ikut menguat tajam setelah Jerome Powell memberikan pandangan terkait resesi yang dianggap tidak terjadi.

(fsd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular