Newsletter

Dikepung Sentimen Negatif, Batu Bara Jadi Obat Galau IHSG?

Research - Putra, CNBC Indonesia
13 July 2022 06:00
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi jual asing (outflows) di pasar keuangan Tanah Air masih membayangi kinerja harga aset keuangan domestik.

Investor asing kembali membukukan net sell sebesar Rp 201 miliar di pasar saham (reguler). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ditutup melemah kemarin (12/7/2022).

Setelah bergerak volatil, IHSG melemah tipis 0,06% ke 6.718,29 pada perdagangan Selasa (12/7/2022). IHSG tidak sendirian di zona merah. Mayoritas indeks saham acuan Asia juga melemah.

Indeks saham TAIEX (Taiwan) dan Nikkei225 (Jepang) memberikan performa paling buruk dengan koreksi masing-masing 2,72% dan 1,77% kemarin.

Pelemahan indeks saham Asia di awal pekan juga dipicu oleh tren Covid-19 yang memburuk. Subvarian baru Covid-19 BA.5 dilaporkan sudah ditemukan di Shanghai.

Selain Shanghai, Makau sebagai pusat perjudian di kawasan Asia juga memilih untuk tutup seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.

Pandemi Covid-19 memang berasal dari China dan kini kembali merebak di China. Terkait Covid-19, pemerintah China punya langkah tegas dalam menangani wabah lewat kebijakan nol-Covid.

Kebijakan tersebut biasanya dibarengi dengan karantina wilayah. Selama lebih dari 2 tahun pandemi berlangsung, adanya lockdown telah memberikan pukulan ganda bagi perekonomian baik dari sisi supply dan demand.

Sementara itu di pasar Surat Berharga Negara (SBN), imbal hasil (yield) tenor 10 tahunnya mengalami penurunan tipis 2 basis poin (bps).

Penurunan yield mencerminkan bahwa harga SBN sedang naik. Namun yield SBN 10 tahun belum mau turun ke bawah level 7,2% yang seolah mencerminkan bahwa risiko di pasar keuangan masih tinggi.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang terus menguat juga menumbalkan rupiah. Di pasar spot rupiah melemah 0,1% terhadap greenback dan ditutup di Rp 14.985/US$.

Dolar AS yang mengganas akibat kebijakan moneter AS yang ketat dan agresif meningkatkan risiko outflows dan depresiasi terhadap mata uang negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Namun yang menjadi tumbal dari kejayaan dolar AS bukan hanya rupiah, mata uang negara maju seperti Eropa juga turut menjadi korban.

Kini dolar AS makin mendekati EUR 1 seiring dengan apresiasi yang terjadi di sepanjang tahun dan menyentuh posisi tertinggi dalam satu dekade.

Red Alert! Wall Street Ambruk Lagi
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3 4
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading