Newsletter

Bukan Resesi, Dunia Bakal Hadapi Long Recession!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 July 2022 06:10
Financial Markets Wall Street
Foto: AP/Courtney Crow

Senin (4/7/2022) pasar Amerika Serikat libur merayakan Hari Kemerdekaan. Tetapi, begitu perdagangan kembali dibuka Selasa waktu setempat bursa saham AS (Wall Street) bergerak liar.

Indeks S&P 500 dan Dow Jones langsung jeblok hingga 2% di awal perdagangan, sementara Nasdaq minus 1,7%.

Namun S&P 500 dan Nasdaq perlahan bangkit dan sukses menguat 0,16% ke 3.831,39 dan 1,75% ke Rp 11.322,24. Dow Jones masih tertahan di zona merah, berada di 30.967,82 atau melemah 0,4%.

Outlook perekonomian AS memberikan kekhawatiran kepada pelaku pasar. Dalam 5 pekan terakhir, Wall Street merosot sebanyak 4 kali, indeks S$P 500 sudah jeblok lebih dari 20% dari rekor tertingginya.

Para ekonom yakin Produk Domestik Bruto (PDB) AS akan terkontraksi di kuartal II-2022 yang menjadi indikasi resesi, sebab pada Januari - Maret sudah terjadi hal yang sama.


Menteri Keuangan AS Janet Yellen menggelar pertemuan virtual bersama Wakil Perdana Menteri China Liu He untuk mendiskusikan masalah makroekonomi hari ini.

"Pasar saham AS sudah memasukkan faktor perlambatan ekonomi, dan memperhitungkan fakta bahwa The Fed dipaksa menaikkan suku bunga yang memicu perlambatan," tutur penasihat ekonomi kepala Allianz Mohamed El-Erian kepada CNBC International.

Pekan ini, investor masih menunggu rilis data pekerjaan di Juni yang akan dirilis pada Jumat (8/7). Melansir prediksi analis Dow Jones, pertumbuhan pekerjaan baru di Juni hanya sekitar 250.000 pekerjaan yang melambat dari bulan sebelumnya sebanyak 390.000 pekerjaan di Mei. Meski begitu, analis masih memprediksikan angka pengangguran tetap di 3,6%.

Pada Rabu (6/7) waktu setempat juga akan dirilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular