
Pekan Lalu IHSG Cerah, Pekan Ini Pasti "To The Moon"?

Pada hari ini, memang sentimen dari data ekonomi cenderung sepi. Tetapi, pelaku pasar juga perlu mencermatinya.
Sentimen dari data ekonomi pertama yakni perilisan data keuntungan industri China pada periode Mei 2022. Pasar dalam survei Trading Economics memperkirakan data keuntungan industri China pada bulan lalu cenderung membaik yakni di -3%, dari sebelumnya pada April lalu yang kontraksi 8,6%.
Selain data keuntungan industri China, dari Indonesia, yakni rilis data uang beredar Indonesia (M2) per Mei 2022. Kenaikan posisi uang tersebut berarti likuiditas masih aman di sektor riil.
Sementara itu, tak kalah penting di mana bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan menggelar rapat yang berbarengan dengan pertemuan negara anggota G7 yang akan berlangsung di Denmark.
Pertemuan ini patut diperhatikan dari pemimpin mereka yang cenderung memperburuk krisis pasokan dunia.
Adapun untuk sepanjang pekan ini, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen pasar dari perilisan data dan agenda penting.
Sentimen pertama yakni pidato Presiden ECB, Christine Lagarde yang akan digelar pada Selasa. Kemudian ada data neraca perdagangan AS per Mei, dan indeks keyakinan konsumen AS per Juni.
Sedangkan sentimen kedua yakni rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) Uni Eropa per Juni yang layak diperhatikan karena diprediksi masih menguat 3,5% secara tahunan meski melambat dengan pertumbuhan bulanan sebesar 0,4% (dari posisi April sebesar 0,8%).
Pada Rabu perhatian berpindah ke Amerika Serikat (AS) di mana pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 yang akan dirilis menjadi sentimen ketiga yang mempengaruhi pasar, karena diprediksi terkontraksi alias minus 1,5% setelah kuartal sebelumnya melesat 6,9%. Volatilitas pasar akan meninggi pada hari ini terutama setelah pidato bos The Fed Jerome Powell.
Sentimen keempat masih membawa angin buruk, yakni rilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) China versi NBS, yang diprediksi masih terkontraksi dari 49,6 pada bulan sebelumnya menjadi 48,3 pada bulan Juni.
Menyusul kemudian sentimen kelima, yakni pertumbuhan ekonomi Inggris per kuartal I-2022 yang diprediksi tumbuh 0,8% secara bulanan, melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,3%. Pertumbuhan ekonomi tahunan diprediksi sebesar 8,7% dari sebelumnya 6,6%.
Dari AS, bakal ada sentimen keenam yakni rilis indeks belanja perorangan (personal consumption expenditure/PCE) per Mei yang secara tahunan diprediksi sebesar 6,7% dan secara bulanan sebesar 0,9%, menurut konsensus Tradingeconomics. Keduanya meningkat dari bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 6,3% dan 0,2%.
Sentimen ketujuh muncul dari Indonesia, di mana S&P Global merilis Indeks PMI manufaktur versi per Juni yang diprediksi masih ekspansif di 50,5 dari angka sebelumnya 50,8. Secara bersamaan Caixin menerbitkan PMI manufaktur di China per Juni yang diprediksi tumbuh 50,5 atau membaik dari posisi Mei yang masih terkontraksi 48,1.
Adapun sentimen terakhir juga muncul dari Tanah Air yakni data inflasi Juni yang menurut konsensus Refinitiv akan tumbuh 4,14% dari posisi Mei sebesar 3,55%.
Pada hari yang sama, indeks PMI AS sektor manufaktur per Juni versi ISM akan dirilis dan diprediksi masih ekspansif di angka 55, meski sedikit tertekan dari bulan sebelumnya di angka 56,1.
(chd/chd)