Newsletter

Kabar dari Wall Street dan BI Bikin Happy, IHSG Berseri Lagi?

Maesaroh, CNBC Indonesia
Jumat, 24/06/2022 06:10 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak menghijau menyambut keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan. Baik pasar saham, mata uang, maupun obligasi kompak bergerak positif.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,2% di 6.998,27 dan mendekati level psikologis 7.000.

IHSG tetap menghijau meskipun investor asing melakukan penjualan bersih (net sell). Asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 311,45 miliar di pasar regular.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 164 miliar dan Rp 55 miliar, sedangkan saham HRUM dan ADMR menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing Rp 50 miliar dan Rp 32 miliar.


Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp 15,7 triliun dengan melibatkan 24,5 miliaran saham. Sebanyak 185 saham menguat, 332 saham melemah, sementara 166 saham stagnan.

Seperti diketahui, BI mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,50% kemarin. Keputusan BI sesuai dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan bank sentral RI akan mempertahankan suku bunga acuan karena terkendalinya inflasi.

Keputusan BI menyuntikkan sentiment positif karena dengan suku bunga yang tidak naik maka konsumsi rumah tangga, permintaan kredit, dan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa terjaga.

Menyusul keputusan BI, saham-saham sektor barang konsumen primer, perbankan, hingga konstruksi melesat.  Dengan dipertahankannya suku bunga maka pertumbuhan konsumsi dan permintaan kredit diharapkan terjaga dengan baik. Beban suku bunga pinjaman juga diharapkan tidak melesat.

Saham PT Chaoren Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) melesat 3,67%, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) melonjak 3,08%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) menguat 2,15%, Unilever Indonesia naik 1,43%, dan Mayora Indah naik 1,08%.

Saham sektor telekomunikasi juga melonjak kemarin dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) memimpin penguatan sebesar 7,66% disusul dengan Smartfren Telecom (FREN) yang melesat 4,76% dan TLKM sebesar yang menguat 2,72%.
Saham XL melesat setelah
Axiata Group Berhad dan EXCL resmi mengakuisisi 66,03 % saham PT Link Net Tbk. (LINK).

Pergerakan IHSG juga mengekor mayoritas indeks saham utama Benua Asia yang berakhir di zona positif hari ini.

Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,08%, Indeks Shanghai Composite China melonjak 1,62%, Hang Seng Hong Kong menguat 1,26%, ASX 200 Australia meningkat 0,31%. Namun, Straits Times Singapura melemah 0,02% dan KOSPI Korea Selatan merosot 1,22%.


Kabar baik juga merambat ke rupiah. Mata uang Garuda tampil perkasa pada perdagangan Kamis (23/6/2022). Melawan dolar Amerika Serikat (AS) rupiah tidak pernah mencicipi pelemahan sepanjang hari ini.

Merujuk pada data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,20% di posisi Rp 14.835/US$. Penguatan rupiah menjadi angin segar setelah terpuruk sejak pekan lalu.

Sejak Senin pekan lalu (13/6/2022), rupiah selalu takluk dari dollar Amerika Serikat (AS), kecuali pada Selasa pekan ini dan Kamis kemarin.
Ambruknya rupiah dipicu oleh kenaikan The Fed Fund Rate (FFR) sebesar 75 bps pada Kamis pekan lalu.

Selain karena keputusan BI, penguatan rupiah juga didorong oleh membaiknya performa mata uang Asia terhadap dollar AS. Mayoritas mata uang Asia menguat pada Kamis (23/6/2022) sehingga greenback loyo, termasuk dollar Australia, yen, renminbi, bhat Thailand, dan rupee India. Sebagian mata uang Asia yang melemah di antaranya won Korea dan ringgit Malaysia.



Dari pasar obligasi, obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali diburu investor. Hal tersebut ditandai dengan menguatnya harga dan melandainya imbal hasil (yield).

Mayoritas investor kembali ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN. Dari tujuh seri SBN, semua melandai kecuali FR0067 tenor 25 tahun yang stagnan.

Penurunan paling tajam terjadi pada seri FR0090 yakni sebesar 14,9 basis poin (bp) menjadi 6,61% disusul kemudian dengan FR0092 tenor 20 tahun yang turun 10 bp menjadi 7,29%. Yield seri benchmark FR0091 tenor 10 tahun turun 6,3 bp menjadi 7,43%atau menjadi yang terendah sejak sepekan terakhir.


(mae)
Pages