BI Tahan Suku Bunga 3,5%, Rupiah Tetap Perkasa!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 June 2022 14:35
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (23/6/2022) meski Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 14:27 WIB, rupiah berada di Rp 14.830/US$, menguat 0,24% di pasar spot.

Sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, BI hari ini mempertahankan suku bunga acuannya 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada22-23Juni2022memutuskan untuk mempertahankan BI7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Kamis (22/6/2022).
Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia, dan sudah ditahan selama 16 bulan.

"Keputusan ini sejalan dengan upaya pengendalian inflasi dan menjaga nilai tukar rupiah. Ditambah dengan adanya tekanan eksternal terkait dengan risiko stagflasi di berbagai negara," lanjut Perry

Dengan ditahannya suku bunga, maka momentum pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan tetap terjaga. Rupiah pun masih tetap perkasa meski selisih suku bunga dengan bank sentral AS (The Fed) terus menyempit.

Seperti diketahui The Fed pada pekan lalu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 1,5% - 1,75%.

"Jelas kenaikan 75 basis poin hari ini merupakan salah satu yang terbesar dan tidak biasa, saya tidak melihat langkah seperti ini adalah sesuatu yang biasa," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International Kamis (16/6/2022).

Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak 1994, dan tidak berhenti sampai di sana. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan akan terus menaikkan suku bunga guna menurunkan inflasi.

Saat pengumuman kebijakan moneter Kamis pekan lalu, Powell menyatakan suku bunga di bulan Juli akan naik antara 50 bp sampai 75 bp. Sementara di akhir tahun, The Fed memproyeksikan suku bunga berada di 3,25% - 3,5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular