
Kabar dari Wall Street dan BI Bikin Happy, IHSG Berseri Lagi?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menghijau pada perdagangan Kamis (23/6/2022). Menguatnya bursa saham AS menjadi angin segar setelah ambruk pada hari sebelumnya di tengah kekhawatiran terjadinya resesi, melambatnya perekonomian global, serta suku bunga acuan The Fed yang merangkak naik.
Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 194,23 poin atau 0,64% ke posisi 30.677,36. Sementara itu, Nasda melesat 179,11 poin atau 1,62% ke posisi 11.232,19 dan S&P 500 menguat 35,84 poin atau 0,95% ke posisi 3.795,73.
Sektor energi masih menunjukan kinerja negatif. Pelemahan ini sejalan dengan rontoknya harga minyak mentah dunia.
Harga minyak dunia juga rontok karena permintaan diproyeksi menurun sejalan dengan melambatnya ekonomi global.
Harga minyak Brent kemarin ada di posisi US$ 110,05, amblas 8,1% dalam sepekan. Posisi harga US$ 110,05 juga menjadi yang terendah sejak 19 Mei 2022 atau lebih dari sebulan.
Saham Schlumberger melemah 6,8%, Valero Energy anjlok 7,6%, dan Phillips 66 ambruk 6,8%.
Saham maskapai juga bergerak melemah karena ada ada sejumlah isu di sektor tersebut mulai dari pembatalan penerbangan, prospek ekonomi global yang melemah, hingga kekurangan pilot.
Saham United Airlines amblas 2,5% setelah mereka memangkas penerbangan hingga 12% dari Newark yang merupakan salah satu hub tersibuk mereka.
Saham American Airlines juga melemah 0,9% setelah mengurangi penerbangan ke empat kota.
Di bursa Dow Jones, penguatan saham terbesar dipimpin Salesforce.com yang menguat 3,34% disusul kemudian dengan Merck & company yang naik 3,19% dan Nike yang menguat 2,94%.
Saham yang melemah parah di antaranya adalah Caterpillar yang ambruk 4,88% dan Chevron Cirp yang turun 3,68%.
Di bursa S&P, penguatan saham dipimpin oleh Autodesk yang melonjak 8,43% dan FactSet Research Systems yang melesat 8,01%.
Di Nasdaq, saham dengan penguatan terbesar adalah Blue Hat Interactive Entertainment yang melesat 263,03% dan FStar Therapeutics yang naik 59,80%.
Scott Ladner, dari Horizon Investments mengatakan pergerakan bursa masih dibayangi perlambatan ekonomi global.
"Aksi pelaku pasar pada hari ini dan kemarin setidaknya mencerminkan bahwa pasar makin khawatir dengan perlambatan ekonomi global," tutur Ladner, seperti dikutip dari CNBC International.
Sejumlah lembaga memperkirakan resesi akan datang. UBS menaikkan pertaruhannya bahwa kemungkinan datangnya resesi kini menjadi 69% sementara Citigroup menjadi 50%.
"Kita tengah mencermati apakah indikator ekonomi akan memburuk atau telah melewati puncak terburuknya untuk kemudian ada momentum pertumbuhan,: tutur UBS.
Indikator ekonomi AS terus menunjukkan pemburukan, mulai dari inflasi, penjualan ritel, hingga penjualan rumah. Namun, klaim pengangguran mulai menurun.
Kemarin, Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan jumlah warga AS yang mengirim permohonan tunjangan pengangguran melandai 2.000 ke 229.000 untuk pekan yang berakhir pada 18 Juni. Jumlah tersebut turun dari 231.000 pada pekan lalu.
Kepala ekonom Amherst Pierpont Stephen Stanley mengatakan turunnya klaim pengangguran mengindikasikan pemutusan hubungan kerja (PHK) turun atau bisa jadi PHK tetap tinggi tetapi pekerja dengan cepat menemukan pekerjaan baru.
"Mungkin juga ini menunjukan bahwa pasar kerja masih kuat," tutur Stanley, seperti dikutip dari Wall Street Journal.
