Newsletter

Awas, Teori 'Sell In May and Go Away' Kian Dekati Kebenaran!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
31 May 2022 07:30
new york
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Pelaku pasar di bursa Amerika Serikat (AS) terpantau memupuk optimisme setelah muncul data inflasi belanja perorangan dan rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Kemarin, Wall Street libur memperingati Hari Pahlawan (memorial day).

Sepanjang pekan lalu, Dow Jones melompat 6,2% dan memutus koreksi 8 pekan beruntun yang merupakan pelemahan terpanjang sejak tahun 1923. Indeks S&P 500 lompat 6,5% dan Nasdaq melesat 6,8%. Keduanya sukses mengakhiri koreksi 7 pekan beruntun.

Kini, Nasdaq terpaut 25,2% dari rekor tertinggi sepanjang masanya, sementara S&P 500 dan Dow terhitung 13,7% dan 10,1% dari posisi tertinggi sepanjang sejarah masing-masing.

"Saya pikir ini menjadi awal reli melegakan yang lama ditunggu," tutur Sam Stovall, Kepala Perencana Investasi CFRA Research seperti dikutip CNBC International. "Ia menunggu beberapa katalis dan saya pikir salah satunya dari The Fed."

Pasar saham AS sempat volatil sebelum membal, merespons rilis risalah rapat rapat The Fed. Bukan hanya tak lagi hawkish, pejabat The Fed diketahui mengatakan akan menimbang pengetatan suku bunga setelah kenaikan agresif pada Juni dan Juli.

Ekspektasi tersebut dinilai membuat pasar menguat pada akhir Mei, dan berpeluang mengerem fenomena aksi jual pada Mei dan koreksi berkelanjutan selepas itu (Sell in May and Go Away). Aksi jual yang terjadi sebelumnya juga dinilai telah berlebihan.

Faktor lain adalah pelemahan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-ke level 2,74% pada Jumat pekan lalu. Sebelumnya, imbal hasil surat berharga negara (SBN) AS tersebut sempat menyentuh angka 3%.

Pelemahan imbal hasil akan membantu mengurangi laju koreksi saham teknologi yang dikenal rakus menerbitkan obligasi untuk membiayai ekspansi mereka. Imbal hasil SBN yang rendah akan berujung pada rendahnya kupon obligasi sehingga memperlonggar profitabilitas mereka.

Periode trading pada Mei akan berakhir pada dini hari nanti (WIB). Meski demikian, pada awal Juni-yang berlangsung pada penghujung terakhir pekan ini-masih ada data yang perlu dicermati yakni pembukaan lapangan kerja yang melambat dari posisi April sebanyak 428.000.

Malam nanti, Presiden AS Joe Biden dijadwalkan bertemu dengan bos The Fed Jerome Powell untuk membahas isu perekonomian pada saat ini.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular