Newsletter

Obat Kuat Cap Paman Sam Bikin IHSG Siap Terbang Hari Ini

Putra, CNBC Indonesia
11 May 2022 06:10
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berbalik melesat pada pembukaan perdagangan Selasa (10/5/2022), menyusul koreksi beruntun dalam 3 hari terakhir akibat kebijakan moneter ketat yang kian agresif.

Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 470 poin (+1,5%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan 30 menit kemudian menjadi 335,1 poin (+1,04%) ke 32.580,8. Indeks Nasdaq NAIK 276,27 poin (+2,38%) ke 11.899,52 sedangkan S&P 500 bertambah 62,94 poin (+1,58%) ke 4.054,18.

Hingga akhir perdagangan Wall Street mayoritas kompak ditutup menghijau dimana indeks teknologi Nasdaq sukses membukukan apresiasi signifikan sebesar 0,98%, S&P 500 naik 0,26%, dan hanya Dow yang terkoreksi 0,27%.

Sepanjang koreksi kemarin, pemodal memilih memburu saham-saham defensif dan minim risiko seperti saham sektor konsumer dan utilitas di tengah kekhawatiran bahwa resesi akan melanda.

Reli di bursa saham hari ini terjadi berbarengan dengan melandainya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-dengan kembali ke bawah level psikologis 3%.

"Terlepas dari ekspektasi kami bahwa inflasi akan menurun dan pertumbuhan ekonomi kian berkelanjutan, kami yakin bahwa investor semestinya bersiap menghadapi volatilitas saham lebih jauh jelang pergerakan signifikan di variabel penting ekonomi dan pasar obligasi," tutut analis UBS Mark Haefele seperti dikutip CNBC International.

Sebelumnya bursa Paman Sam sempat terkoreksi tiga hari beruntun. Semua ini pemicunya lagi-lagi bermuara pada kebijakan moneter AS. Bank sentral Paman Sam The Fed pekan lalu menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps.

Kini target suku bunga AS berada di kisaran 0,75-1,00%. Kenaikan drastis suku bunga acuan membuat yield surat utang pemerintahnya naik signifikan.

Ketika yield naik berarti harga obligasi sedang tertekan. Investor cenderung memilih aset-aset dengan durasi pendek dan melepas aset dengan horizon investasi jangka panjang.

Hal inilah yang memicu saham-saham teknologi babak belur di sepanjang tahun 2022 ini. Pelaku pasar pun memperkirakan volatilitas masih akan berlangsung.

Seirama dengan Wall Street, bursa saham Eropa juga sukses ditutup dengan kinerja yang moncer. Indeks Stoxx 600 menguat 0,8%. Sedangkan indeks saham Jerman (DAX) memimpin penguatan dengan apresiasi mencapai 1,15%.

(trp/luc)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular