Newsletter

Kabar Buruk dari Barat, Wall Street Ambruk Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 April 2022 06:30
Financial Markets Wall Street
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis waktu setempat. Karena investor merespons negatif dari melonjaknya kembali imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,05% ke level 34.792,76. Sementara S&P ambruk 1,47% ke level 4.393,7 dan Nasdaq Composite anjlok 2,07% ke posisi 13.174,65.

Padahal sehari sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street tersebut sempat pulih dari zona koreksi karena optimisme pasar terkait perilisan kinerja keuangan perseroan di AS. Investor merespons negatif dari melonjaknya kembali yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun ke level 2,9%.

Pada pukul 17:05 waktu AS, yield Treasury tenor 10 melonjak 7,2 basis poin (bp) ke level 2,908%. Level ini merupakan level tertinggi sejak tahun 2018.

Melonjaknya kembali yield Treasury tenor 10 tahun terjadi di tengah prospek pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan semakin agresif untuk membendung inflasi.

"Meskipun kami memperkirakan inflasi akan segera mencapai puncaknya, namun jika itu belum terjadi, maka gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan dan peningkatan yang lambat dalam partisipasi angkatan kerja karena pensiun dan kekhawatiran yang berkelanjutan atas Covid-19, dapat dengan mudah menjaga tingkat inflasi lebih dari dua kali lipat," kata Joseph Kalish, kepala strategi makro global di Ned Davis Research, dikutip dari CNBC International.

Prospek tersebut semakin jelas setelah Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya di Forum Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) tentang Ekonomi Global mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan datang bulan depan.

"Pantas dalam pandangan saya untuk bergerak sedikit lebih cepat dalam menaikkan suku bunga. Saya juga berpikir ada sesuatu yang bisa dikatakan untuk front-end loading setiap akomodasi yang dianggap tepat. ... Saya akan mengatakan 50 basis poin akan dibahas untuk pertemuan Mei," kata Powell dalam Forum IMF.

Namun, banyak pengamat merasa skeptis bahwa The Fed dapat mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan kerusakan ekonomi. Saham sektor energi dan industri dasar turut terdampak dari pernyataan The Fed, dengan saham Mosaic ambruk 9,4% dan saham Chevron drop 4,6%.

Selain itu, saham teknologi juga terdampak, di mana saham Nvidia ambles hingga 6%. Sedangkan saham Netflix dan Alphabet masing-masing merosot 3,5% dan 2,5%.

Di tempat lain di Wall Street, saham Warner Bros. Discovery ambrol 6,9%, setelah berita perusahaan menutup channel CNN+.

Aksi jual di pasar saham pun kembali terjadi, meski beberapa lainnya masih mampu menopang indeks utama di mana mereka masih menyambut baik dari perilisan kinerja keuangan perusahaan yang kuat.

Beberapa investor masih mengevaluasi beberapa perusahaan yang merilis kinerja keuangannya pada kuartal pertama tahun 2022, di mana salah satunya yakni Tesla.

Saham Tesla sendiri ditutup melonjak 3%, setelah kinerja keuangan kuartal I-2022 perseroan mengalahkan ekspektasi analis, sebagian berkat pengiriman mobil yang kuat. Beberapa analis memuji Tesla setelah rilis kinerja keuangan, dengan satu menyebutnya sebagai "inti holding."

Selain Tesla, dua saham perusahaan maskapai juga ditutup cerah kemarin. Saham maskapai United Airlines pun ditutup meroket 9%, setelah perseroan memperkirakan laba pada tahun 2022.

Selain United Airlines, adapula American Airlines, di mana sahamnya melesat 3,8%, setelah memproyeksikan laba sebelum pajak untuk kuartal kedua tahun 2022.

Sejauh ini, sekitar 17% perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya, dengan 81% di antaranya membukukan laba bersih di atas ekspektasi, sebagaimana direkam oleh FactSet.

(chd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular