Newsletter

Hati-hati 'Tsunami' Inflasi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 April 2022 06:10
Wall Street/Brendan McDermid | Reuters
Foto: Wall Street/Brendan McDermid | Reuters

Berpindah ke bursa saham AS, tiga indeks utama lagi-lagi finis di jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P500, dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 0,26%, 0,34%, dan 0,3%.

Rilis data inflasi Negeri Paman Sam jadi sentimen negatif di Wall Street. Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan laju inflasi pada Maret 2022 mencapai 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebh tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,4% sekaligus jadi rekor tertinggi sejak Desember 1981. Wow...

"Mengembalikan inflasi ke target 2% adalah tugas paling penting bagi bank sentral. Soal secepat apa kenaikan suku bunga acuan, saya tidak ingin fokus pada hal itu," kata Lael Brainard, Gubernur The Federal Reserve/The Fed (bank sentral AS), dalam wawancara bersama Wall Street Journal, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pasar memandang komentar Brainard ini sebagai sesuatu yang agresif, hawkish. The Fed sepertinya akan gung ho, tidak akan main-main dalam upaya meredam inflasi.

"Pernyataan Brainard lebih hawkish dari perkiraan pasar. Brainard memberi pernyataan tanpa naskah, yang artinya lebih tegas. The Fed tidak akan santai, mereka akan bergerak cepat," kata Paul Nolte, Porfolio Manager di Kingsview Asset Management yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan rekan bakal mendongrak Federal Funds Rate sebanyak 2,5 poin persentase pada tahun ini. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 1994.

Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan secara 'ugal-ugalan' ini membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS ikut terkerek dan bertahan di level tinggi. Pada pukul 04:20 WIB, yield obligasi pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden berada di 2,727%.

Kenaikan yield membuat pasar surat utang pemerintah Negeri Adidaya menjadi sangat 'seksi'. Akibatnya, arus dana yang mengalir ke pasar saham menjadi seret.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular