Newsletter

Hati-hati 'Tsunami' Inflasi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 April 2022 06:10
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar. Pertama tentu koreksi di Wall Street, yang bisa membuat 'suasana kebatinan' di pasar Asia ikut suram. Ini bisa menjadi pemberat bagi laju IHSG dan rupiah.

Kedua adalah 'tsunami' inflasi yang semakin terkonfirmasi. Tidak hanya di AS, dunia mengalaminya termasuk Indonesia.

Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan inflasi tahunan pada April 2022 bisa mencapai 3,2% yoy. Jika terwujud, maka akan menjad yang tertinggi sejak November 2018.

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I April 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu pertama April 2022 diperkirakan sebesar 0,68% (mtm). Secara tahun kalender sebesar 1,89% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,20% (yoy).

"Komoditas utama penyumbang inflasi April 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu minyak goreng (0,24%, mtm), bensin (0,18%, mtm), daging ayam ras (0,08%, mtm), bahan bakar rumah tangga (0,04%, mtm), cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,03% (mtm), sabun detergen bubuk/cair (0,02%, mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, jeruk, bayam, kangkung, ayam goreng, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu tomat (-0,02%, mtm) dan angkutan udara (-0,01%, mtm)," papar keterangan tertulis BI.

Riset Citi memperkirakan inflasi pada kuartal II-2022 akan berada di rentang 2,5-3,5% yoy. Laju inflasi akan didorong oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, minyak goreng, dan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ditambah lagi ada faktor peningkatan permintaan (demand-pull inflation) saat Ramadan-Idul Fitri.

Untuk semester II-2022, Citi memperkirakan inflasi bisa melampaui batas atas 4% dari proyeksi BI. Pada akhir tahun, Citi 'meramal' inflasi Indonesia bisa menyentuh 4,4%.

"Kami memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan satu kali sebesar 25 basis poin pada kuartal IV-2022. Dilanjutkan dengan kenaikan dua kaii masing-masing 25 basis poin pada semester I-2023 dengan asumsi inflasi semakin terakselerasi di atas target," sebut riset Citi.

Inflasi, yang pada akhirnya berujung kepada kenaikan suku bunga, akan menjadi sentimen negatif di pasar saham. Laba emiten akan tergerus seiring peningkatan biaya akibat kenaikan suku bunga.

Di sektor riil, inflasi dan kenaikan suku bunga juga akan menghambat ekspansi rumah tangga dan dunia usaha. Akibatnya pertumbuhan ekonomi sangat mungkin melambat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tentu juga akan menjadi sentimen negatif di pasar finansial.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular