Newsletter

Ada Demo 11 April, Akankah IHSG 'Tersengat'?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 April 2022 06:10
Anggota layanan dari Republik Chechnya terlihat pada posisi selama pertempuran dalam konflik Ukraina-Rusia di kota Mariupol, Ukraina. (REUTERS/STRINGER)
Foto: Anggota layanan dari Republik Chechnya terlihat pada posisi selama pertempuran dalam konflik Ukraina-Rusia di kota Mariupol, Ukraina. (REUTERS/STRINGER)

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar. Pertama tentu perkembangan konflik di Ukraina.

Perang Rusia vs Ukraina masih berlangsung. Korban jiwa semakin bertambah.

Per 6 April 2022, sudah ada 1.611 orang yang kehilangan nyawa akibat perang terbesar di tanah Eropa sejak Perang Dunia II tersebut. Dari jumlah tersebut, 131 di antaranya adalah anak-anak.

Perang ini juga berdampak kepada aspek ekonomi, terutama di pasar komoditas. Sebab, Rusia dan Ukraina adalah produsen utama sejumlah komoditas di pasar dunia.

Harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) sepanjang 2022 sudah melesat 97,36%. Dalam periode yang sama, harga minyak brent melejit 32,14%.


Tidak hanya energi dan pertambangan, harga komoditas pangan pun 'beterbangan'. Misalnya gandum. Sejak akhir 2021 (year-to-date), harga gandum di Chicago Board of Trade naik 37,3% secara point-to-point.

Sepanjang perang masih meletus, sepanjang sanksi terhadap Rusia belum dicabut, sepanjang produksi dan distribusi komoditas masih terhambat, maka harga komoditas tetap akan tinggi sehingga melahirkan tekanan inflasi.

Dibayangi oleh risiko tersebut, pertumbuhan ekonomi tentu bakal melambat. Wajar, karena inflasi tinggi tentu menggerus konsumsi dan daya beli, yang merupakan motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.

Fitch Solutions memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia-Pasifik pada 2022 sebesar 4,7%. Turun dari proyeksi sebelumnya yaitu 4,9%.

"Menurut pandangan kami, sanksi Barat (terhadap Rusia) akan tetap ada sepanjang 2022. Bahkan bisa lebih lama lagi," sebut riset Fitch Solutions. Artinya, ada kemungkinan perang masih akan terjadi sepanjang tahun ini dan bisa saja sampai tahun-tahun mendatang.

Khusus untuk Indonesia, Fitch Solutions memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2022 di 4,39%. Lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya yaitu 5,2%.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular