Newsletter

Ada Demo 11 April, Akankah IHSG 'Tersengat'?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 April 2022 06:10
Financial Markets Wall Street
Foto: AP/Courtney Crow

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama menjalani pekan yang berat. Secara mingguan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) minus 1,16%. Sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite jatuh masing-masing 0,28% dan 3,86%.

Ambruknya Nasdaq menjadi gambaran saham-saham emiten teknologi sedang dalam tekanan. Pekan lalu, saham Meta (dulu Facebook) ambles 4,94%. Kemudian Microsoft ambrol 5,71%, Netflix ambles 9,1%, Alphabet (induk usaha Google) rontok 6,77%, dan Apple minus 4,68%.

Emiten teknologi sangat bergantung kepada pertumbuhan laba demi mendongrak nilai sahamnya. Oleh karena itu saham-saham teknologi sering disebut growth-led shares.

Kini harapan untuk mendulang laba tinggi agak memudar. Penyebabnya adalah persepsi bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal agresif dengan menaikkan suku bunga secara signifikan.

"Dulu pasar memperkirakan ada dua kali kenaikan (suku bunga acuan) tahun ini. Kemudian bertambah menjadi tiga, lalu empat, sekarang lebih dari empat. Sekarang pasar sedang menyesuaikan diri terhadap sikap Fed yang sangat mungkin akan agresif," tutur Jim Caron, Head of Macro Strategist di Morgan Stanley Investment Management, seperti dikutip dari CNBC International.

Dalam notula rapat (minutes of meeting) The Fed edisi Maret 2022, terlihat bagaimana 'suasana kebatinan' Jerome 'Jay' Powell dan kolega. Tampak bahwa aroma pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif begitu terasa.

"Para peserta rapat menilai sudah saatnya mengubah posisi (stance) kebijakan moneter ke arah netral. Para partisipan juga menggarisbawahi bahwa perubahan ke kebijakan moneter yang lebih ketat adalah sebuah keniscayaan, tergantung perkembangan ekonomi dan pasar keuangan," tulis notula itu.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan bulan lalu. Pelaku pasar memperkirakan bakal ada enam kali kenaikan lagi sepanjang tahun ini, yang juga terlihat dalam dotplot terbaru The Fed.

fedSumber: FOMC

"Kita akan masuk ke periode di mana nilai perusahaan akan melampaui pertumbuhannya. Ini bukan hanya perubahan yang siklikal, melainkan struktural. Growth is overvalued," tegas David Bahnsen, Chief Investment Officer Bahnsen Group yang berbasis di California, seperti diberitakan Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular