
Dear Investor Se-Indonesia Raya, Awas Kena April Fools!

Pasar saham AS dan harga minyak dunia turun pada hari Kamis (31/2) kemarin setelah Presiden Biden mengumumkan rencana pelepasan cadangan minyak dalam jumlah besar untuk menahan kenaikan harga energi dan inflasi.
Tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup memerah. S&P 500 turun 1,57%, menjadi 4.530,41. Indeks Komposit Nasdaq terkoreksi 1,54%, menjadi 14220,52. Dow Jones Industrial Average melemah 1,56%, menjadi 34.678,35.
Pelemahan pada hari terakhir perdagangan untuk kuartal pertama mungkin juga ikut disebabkan oleh manajer investasi yang mengubah portofolio mereka untuk akhir periode.
Untuk kuartal pertama tahun ini, DJIA dan S&P 500 masing-masing terkoreksi 4,6% dan 4,9%, sedangkan Nasdaq melemah hingga 9%. Untuk rata-rata tiga indeks utama, ini adalah periode terburuk sejak kuartal pertama 2020, yang merupakan awal pandemi Covid, di mana kala itu S&P 500 jatuh 20%.
Beberapa faktor utama penyebab kinerja negatif Wall Street termasuk siklus kenaikan suku bunga dari Federal Reserve, inflasi yang tinggi dan invasi Rusia ke Ukraina.
Meski secara kuartalan masih tertekan, kinerja untuk bulan Maret tercatat positif akibat reli dua minggu terakhir. S&P 500 dan Nasdaq naik lebih dari 3% di bulan Maret, sementara Dow naik 2,2%.
Presiden Biden diperkirakan akan memanfaatkan hingga 180 juta barel cadangan minyak pemerintah selama enam bulan ke depan untuk mengatasi kenaikan harga energi setelah invasi Rusia ke Ukraina, berdasarkan pernyataan dari Gedung Putih Kamis kemarin.
Itu akan menjadi rilis terbesar dari stok minyak strategis dalam sejarah, menurut RBC Capital Markets. Akibat rencana kebijakan ini, patokan global minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei turun 4,9% menjadi US$ 107,91 per barel.
AS dan sekutunya telah berusaha menurunkan harga minyak dengan menggunakan cadangan strategis sebelumnya, tetapi efeknya biasanya berumur pendek. Anggota Badan Energi Internasional setuju untuk melepaskan 60 juta barel pada 1 Maret, tetapi minyak mentah Brent naik lebih dari 7% hari itu.
Belanja konsumen AS naik 0,2% pada Februari, sebagian didorong oleh harga yang lebih tinggi tetapi berada di bawah perkiraan. Klaim pengangguran, proxy untuk PHK, mencapai 202.000. Itu adalah peningkatan moderat dari minggu sebelumnya, yang mencapai level terendah sejak 1969, tetapi masih sesuai dengan ekspektasi ekonom di tengah pasar tenaga kerja yang ketat. Pedagang akan fokus pada laporan pekerjaan bulanan yang akan dirilis hari ini.
Di Eropa, Stoxx Europe 600 pan-continental turun tipis 0,9% dan juga mencatat kinerja kuartal terburuknya sejak awal 2020.